Zionis Memaksa Museum Holocaust Meminta Maaf karena Mengatakan Holocaust Tidak Boleh Terjadi Lagi

Museum Holocaust di Los Angeles berani mengatakan sebuah kebenaran sederhana.

Museum tersebut mengunggah gambar yang mencolok: tangan-tangan dengan warna berbeda saling berpegangan, satu lengan bertato dengan angka-angka Auschwitz (angka yang digunakan untuk para tawanan Yahudi saat dipenjara di Holocaust). Di bawahnya, tertulis kata-kata:

“Jangan Pernah Lagi” tidak hanya berarti Jangan Pernah Lagi bagi orang Yahudi.

Untuk sesaat, sebuah lembaga Holocaust menyuarakan kebenaran universal: bahwa ingatan akan genosida menuntut solidaritas dengan semua orang yang menghadapi pemusnahan. Ingatan akan Holocaust itu hampa jika hanya berlaku untuk satu komunitas (Yahudi).

Reaksi Balik Zionis
Kemudian datanglah kemarahan. Suara-suara Zionis menerjang, menuduh museum “mempolitisasi” memori Holocaust. Seolah-olah Holocaust sendiri bukanlah peristiwa paling politis di abad ke-20. Seolah-olah menerapkan pelajarannya ke Gaza — tempat anak-anak dibom dan kelaparan — entah bagaimana tidak sah.

Museum itu akhirnya menyerah oleh tekanan. Mereka menghapus unggahan tersebut. Mereka mengeluarkan permintaan maaf yang merendahkan diri. Mereka berjanji untuk “memeriksa” pesan-pesan selanjutnya dengan lebih cermat.

Sebuah museum Holocaust meminta maaf karena mengatakan bahwa “Jangan Pernah Terulang” seharusnya berlaku untuk semua orang.

Kemunafikan
Inilah kedalaman kemunafikan. Peringatan Holocaust diizinkan ketika digunakan untuk membenarkan kekerasan Israel. Tetapi disensor ketika digunakan untuk menentang genosida terhadap Palestina.

Slogan “Jangan Pernah Terulang” telah dijadikan senjata — bukan sebagai seruan untuk martabat manusia universal, tetapi sebagai perisai untuk apartheid dan kejahatan perang.

https://www.thenorthstar.com/p/zionists-force-holocaust-museum-to

Komentar