Pizaro Gozali Idrus (Jurnalis dan Aktivis):
Dr. Mustafa Barghouti, mantan kandidat Presiden Palestina dan nominator Nobel Perdamaian, yang berkali-kali menjadi target pembunuhan oleh Israel, menegaskan bahwa apa yang terjadi di Gaza bukan sekadar agresi militer, melainkan bagian dari proyek kolonialisme modern yang didorong oleh kepentingan ekonomi dan geopolitik global.
Menurut Barghouti, operasi militer brutal Israel bertujuan ganda: melenyapkan lebih dari dua juta warga Gaza dan membuka jalan untuk menguasai potensi cadangan gas alam senilai lebih dari USD 60 miliar—harta karun energi yang tersembunyi di bawah perairan pesisir Palestina. Jika dirupiahkan, nilainya nyaris menembus Rp 1.000 triliun.
Namun ambisi Israel tak berhenti di sana. Di balik layar, tersusun rencana megaproyek lain: Ben Gurion Canal—jalur laut buatan yang akan menghubungkan Laut Merah ke Laut Mediterania untuk menyingkirkan Kanal Suez milik Mesir—yang telah dirancang AS sejak tahun 1963.
Proyek ini bukan hanya tentang ekonomi, tapi dominasi kawasan. Didukung penuh Washington, kanal ini menjadi bagian dari strategi untuk menciptakan jalur perdagangan baru yang menghubungkan India hingga ke Eropa, guna menyaingi Belt and Road Initiative (BRI) yang digagas China.
Apa yang terjadi di Gaza hari ini bukan sekadar perang genosida. Tapi bagian dari pertarungan geopolitik global dan kompetisi sengit antara blok kekuatan dunia. Di tengah pusaran ini, rakyat Palestina menjadi korban sekaligus simbol perlawanan.
SIMAK VIDEO WAWANCARA DENGAN Dr. Mustafa Barghouti : https://www.youtube.com/watch?v=iNfnurB4kyM







Komentar