✍🏻Misb Jannah
Demi listrik menyala, warga desa kami cari teknisi sendiri daripada harus menunggu turun tangan pemer!ntah. Akhirnya sekarang listrik menyala, setelah 19 hari gelap-gelapan, sebelumnya gak ada listrik sama sekali.
Luar biasa warga kampungku. Bergotong-royong mendirikan kembali tiang-tiang listrik yang tumbang beramai-ramai. Bayar teknisi sendiri dengan cara iuran ke warga, walau sebenarnya saat ini warga lagi sulit banget bagian keuangan.
Padahal aku gak suka mengkritik kinerja pemer!ntah, gak mood. Aku tau para pekerja dari pemer!ntah udah bekerja keras, tapi lihat sendiri kinerja pemer!ntah di lapangan.
Saat kepala desa kami tanya ke PLN, “kapan listrik di kampung kami diperbaiki?”. Mereka jawab “mungkin tanggal sekian-sekian”.
Jawaban mereka pakai kata “mungkin” aja itu udah gak meyakinkan, apalagi tanggal yang disebutkan masih terlalu lama, sedangkan kami udah 19 hari hidup tanpa listrik dan jaringan internet.
Akhirnya, ya warga sendiri yang harus bangkit di kaki sendiri. Without government.🙂
Foto pertama dan kedua penampakan tiang listrik yang tumbang saat banjir bandang dan setelah banjir.
Foto ketiga, inilah yang jadi penerang kami saat malam selama 19 hari, pelita dari minyak goreng. Ada satu lagi pelita yang gak terfoto, terbuat dari botol bekas obat anak, pakai minyak solar.
Kita dipaksa kuat di neger! yang sakit.🤧







Komentar