Rocky Gerung ketika walkout dalam sebuah acara dialog Televisi, menyatakan bahwa gagasan yang disusun pemerintah harus menjadi tanggapan atas sejarah dunia. Alasannya, karena Indonesia bagian dari sejarah dunia. Apa yang disebut Soekarno sebagai “memberiken, Pancasila kepada Dunia.”
Wujud ini sejatinya berbentuk solidaritas yang kongkret dari Indonesia terhadap situasi dunia. Itulah mengapa peran Indonesia dalam kancah dunia, terutama dalam konferensi terbesar negara terjajah, Konferensi Asia Afrika (KAA), tidak diragukan:
Bahwa Indonesia mendukung kemerdekaan dan anti penjajahan. Reputasi itu dijaga betul meskipun harus menaggung resiko seperti dilarang ikut Olimpiade setelah menolak visa Israel.
Tentu saja sangat memalukan jika Indonesia menyatakan akan menjamin keamanan Israel, yang mana masih merupakan negara penjajah, apalagi ditambah dengan janji akan mengakui Israel. Pernyataan ini juga, ternyata menjadi pidato yang dikutip oleh PM Israel Netanyahu dengan ditambahkan embel-embel “negara muslim terbesar.”
Reputasi Indonesia sebagai inisiator KAA, keberpihakannya pada Palestina, hancur berantakan berkeping-keping oleh pidato Presiden RI di sidang umum PBB tahun 2025 ini.
Apalagi, dengan disebut PM Israel sebagai “negara muslim terbesar” memberi kesan bahwa mayoritas Muslim dunia sedang membuka hubungan baik dengan negara yang sedang berlumuran darah, karena melakukan Genosida live streaming selama dua tahun, dan puluhan serangan ke semua tetangganya.
Kehancuran reputasi Indonesia ini diperparah dengan kesopanan Indonesia untuk tidak menyebut Genosida di Gaza.
Nelson Mandela berkali-kali mengaku terinspirasi dari KAA yang di inisiasi Indonesia, berhasil meruntuhkan Apartheid di Afrika Selatan, sementara Indonesia kini bersopan ria dengan rezim apartheid.
Saya merasa malu, sangat.
(Iman Zanatul Haeri)







Komentar