Walk Out Terbesar di PBB! Saat Netanyahu Pidato

Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada 26 September 2025 diwarnai aksi protes besar-besaran ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, naik podium. Lebih dari seratus diplomat dari sedikitnya 50 negara memilih keluar ruangan sebelum Netanyahu menyampaikan pidatonya. Aula sidang pun tampak kosong di sejumlah sisi, menjadi simbol nyata isolasi diplomatik yang tengah dihadapi Israel.

Dalam pidatonya, Netanyahu menegaskan bahwa Israel “harus menyelesaikan pekerjaannya” dalam operasi militer melawan Hamas di Gaza. Ia menyampaikan kritik keras terhadap langkah beberapa negara Barat, termasuk Inggris, Prancis, Kanada, dan Australia, yang baru-baru ini mengakui Palestina sebagai negara. Netanyahu menyebut pengakuan tersebut sebagai keputusan yang “insane” atau “gila” pasca serangan 7 Oktober 2023, dan menuduhnya sebagai bentuk legitimasi terhadap terorisme.

Aksi walk out dilakukan oleh delegasi negara-negara Arab, anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), serta sejumlah perwakilan dari Afrika dan Eropa. Gelombang protes ini mencerminkan penolakan internasional yang semakin meluas terhadap kebijakan militer Israel, yang dituding menimbulkan krisis kemanusiaan akut di Gaza.

Selain pidato di podium PBB, Netanyahu juga menggunakan strategi simbolik yang menuai kontroversi. Pemerintah Israel menyiarkan pidato itu melalui pengeras suara di perbatasan Gaza, bahkan mengklaim berhasil “menerobos” ponsel warga Palestina agar pesannya terdengar langsung. Klaim ini menuai keraguan banyak pihak, namun menggambarkan upaya Israel untuk memperlihatkan dominasi narasi hingga ke wilayah konflik.

Alih-alih memperkuat posisi Israel, pidato Netanyahu justru memperlebar jurang diplomatik. Walk out massal para diplomat menegaskan bahwa dukungan bagi Palestina semakin menguat di forum internasional. Pidato yang dimaksudkan sebagai unjuk ketegasan Israel kini tercatat sebagai simbol keterasingan negara itu di panggung dunia.

Komentar