Venezuela Tuding AS Gunakan Alasan Narkoba untuk Kuasai Minyaknya

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela kembali meningkat setelah muncul laporan bahwa Washington tengah mempersiapkan kekuatan militer besar di kawasan Karibia. Pemerintah Venezuela menilai langkah tersebut bukan semata operasi antinarkoba, melainkan upaya terselubung AS untuk menguasai sumber minyak negaranya.

Presiden Venezuela Nicolás Maduro secara terbuka menolak klaim AS yang menyebut pengerahan kapal perang dan jet tempur siluman ke wilayah itu sebagai bagian dari operasi pemberantasan narkoba. Menurutnya, alasan tersebut hanya dalih untuk menutupi ambisi Amerika terhadap kekayaan minyak Venezuela.

Mereka bukan datang untuk memberantas narkoba, mereka datang untuk minyak kami,” ujar Maduro dalam pernyataan resminya di Caracas, Jumat waktu setempat. “Venezuela tidak akan tunduk pada imperialisme berkedok perang terhadap narkotika.”

Sementara itu, pemerintahan Presiden Donald Trump membantah tudingan tersebut. Trump menegaskan bahwa dirinya tidak sedang mempertimbangkan serangan militer terhadap Venezuela. “Tidak,” kata Trump singkat ketika ditanya wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One tentang dugaan rencana serangan tersebut.

Dikutip dari kantor berita AFP, Amerika Serikat telah mengerahkan delapan kapal Angkatan Laut ke perairan Karibia dan mengirim pesawat tempur siluman F-35 ke Puerto Riko. Sebuah gugus tugas kapal induk AS bahkan sedang dalam perjalanan ke wilayah itu. Washington mengklaim, langkah itu semata untuk mengendalikan perdagangan narkoba lintas negara.

Namun di Venezuela, banyak pihak menilai pengerahan militer itu justru mengancam kedaulatan nasional. Pemerintahan Maduro menegaskan siap mengambil langkah diplomatik maupun pertahanan untuk menjaga wilayahnya dari intervensi asing.

Amerika Serikat memang telah memulai operasi militer terhadap kapal yang diduga terlibat penyelundupan narkoba di Karibia dan Pasifik timur sejak awal September lalu. Operasi itu menewaskan sedikitnya 62 orang, menghancurkan 14 kapal, dan satu kapal semi-selam.
Meski Washington menganggap tindakan itu bagian dari perang melawan narkotika, sejumlah analis menilai operasi tersebut sarat kepentingan geopolitik dan energi.

Komentar