Akhir-akhir ini, kita menyaksikan arogansi Benjamin Netanyahu dan Donald Trump.
Dengan segala kemewahan, kekuatan politik, dan kekuatan militer mereka, mereka dengan arogan menindas kaum lemah di Gaza.
Namun, sejarah mengajarkan kita.
Arogansi di puncak kekuasaan adalah awal dari kehancuran.
Allah tidak menghancurkan Firaun ketika ia lemah.
Sebaliknya, Firaun dihancurkan ketika ia sangat yakin akan membunuh Nabi Musa dan menghapus risalahnya.
Pada saat itu, para pengikut Musa sendiri kehilangan iman akan pertolongan Tuhan.
فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
Maka ketika kedua kelompok itu bertemu, para pengikut Musa berkata: ‘Sesungguhnya, kita akan binasa.’”
Namun, keyakinan Musa tidak goyah.
Lalu Musa menyampaikan kabar gembira.
قَالَ كَلَّا ۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
Musa berkata: Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Tuhanku besertaku, Dia akan memberiku petunjuk.
Laut pun terbelah dan Firaun beserta pasukannya tenggelam ketika mereka merasa paling kuat dan paling dekat dengan kemenangan.
Demikian pula dalam sejarah Islam, Allah tidak menghancurkan kaum musyrik Quraisy ketika mereka lemah.
Kekuatan mereka hancur ketika mereka membentuk aliansi Ahzab, gabungan kekuatan kaum kafir yang mengepung Madinah.
Saat itu, umat Islam terkepung, ketakutan, bahkan ada yang hampir putus asa.
Namun saat itulah Allah menurunkan pertolongan-Nya.
Nabi Muhammad juga menyampaikan kabar gembira di tengah beratnya ujian.
Menjanjikan kemenangan di Yaman dan di Konstantinopel.
Atas takdir Allah, angin topan menghancurkan pasukan Ahzab, hingga mereka mundur tanpa bisa meraih kemenangan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika datang kepadamu tentara Ahzab, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin yang sangat kencang dan tentara-tentara yang tidak kamu lihat (pasukan Malaikat). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Di sinilah kita memahami sunnah perjuangan.
Musuh-musuh Allah hancur ketika mereka berada di puncak kesombongan.
Umat Islam menang ketika mereka berada di puncak kesabaran dan keteguhan, bukan di puncak kekuatan.
حَتَّىٰٓ إِذَا ٱسْتَيْـَٔسَ ٱلرُّسُلُ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا۟ جَآءَهُمْ نَصْرُنَا
“Sampai ketika para Rasul hampir putus asa, dan mereka mengira telah diingkari, pertolongan Kami pun datang kepada mereka.”
Inilah sunnah yang berulang.
Ketika umat Islam merasa tak ada jalan keluar, Allah membuka pintu kemenangan dengan cara yang tak terduga.
Pertolongan Allah akan datang kepada mereka yang sabar, tabah, dan tak goyah bahkan di titik terendah kelemahan.
Semoga operasi “Tongkat Musa” yang dilancarkan para pejuang AL QASSAM memecah belah kesombongan aliansi Ahzab modern ini, membuka jalan menuju kebebasan, dan mempercepat kehancuran musuh-musuh Allah.
(Hairul Anuar)







Komentar