- Suriah pasca perang sedang menghadapi tantangan berat, banyak sel bersenjata yang masih aktif, baik dari kelompok ekstrem Sunni, jaringan sektarian pro Iran, juga sisa-sisa ISIS.
- Kondisi ini mirip banget dengan Irak, ketika senjata dan bahan peledak tersebar luas dan kelompok-kelompok kecil mulai bergerak sendiri.
- Pemerintahan Suriah yang baru saat ini mengambil langkah tegas untuk mencegah Suriah jatuh ke situasi yang sama.
- Aparat keamanan membongkar berbagai sel teroris tanpa melihat latar ideologi, baik yang mengklaim dari kalangan Sunni maupun Syiah.
- Tujuannya memastikan negara pulih dan warga kembali hidup aman setelah satu dekade perang.

- Baru-baru ini, penangkapan Abdul Ghani Kassab dan kelompoknya menunjukkan bahwa ancaman bukan hanya datang dari kelompok oposisi lama, tetapi juga dari jaringan ideologis yang berafiliasi ke luar negeri. Banyak dari kelompok seperti ini terlibat dalam pembunuhan warga sipil, perekrutan anak muda, sampai penyimpanan bahan peledak yang tersisa dari masa perang.
- Upaya penertiban ini penting agar Suriah tidak mengulang kondisi Irak, negara menang perang, tapi kalah dalam keamanan pasca konflik.
- Jika kelompok bersenjata tidak dikendalikan, bom sporadis, kriminalitas, dan konflik sektarian bisa kembali muncul.
Intinya, rekonstruksi Suriah hanya mungkin berjalan jika semua sel bersenjata dibongkar, apa pun identitas atau klaim ideologinya.
Negara harus kembali menjadi otoritas tunggal yang menjamin keamanan semua warga.
(Kang Irvan Noviandana)






Komentar