Serangan drone Israel kembali memicu duka mendalam di Lebanon selatan. Lima orang dilaporkan tewas, termasuk tiga anak kecil dan ayah mereka yang merupakan warga negara Amerika Serikat. Sang ibu selamat namun mengalami luka serius.
Peristiwa ini terjadi di kota Bint Jbeil pada Minggu (21/9/2025). Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan itu menyasar sebuah sepeda motor dan kendaraan yang melintas. Dua orang lainnya juga ikut terluka.
Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, mengecam keras serangan tersebut. Ia menyebut kematian anak-anak itu sebagai bukti bahwa Israel tidak lagi membedakan sasaran.
“Apakah masa kecil di Lebanon dianggap ancaman bagi Israel? Atau justru kebrutalan Israel yang menjadi ancaman bagi perdamaian dunia?” sindir Berri.
Israel Akui Ada Korban Sipil
Militer Israel mengklaim target utama serangan adalah anggota Hezbollah. Namun mereka mengakui bahwa warga sipil ikut menjadi korban. Selama beberapa bulan terakhir, Israel gencar melancarkan serangan ke wilayah selatan Lebanon dengan alasan mencegah kelompok bersenjata pro-Iran itu kembali memperkuat diri.
Dikecam Pemerintah Lebanon
Perdana Menteri Lebanon, Nawaf Salam, menyebut insiden ini sebagai “pembantaian baru”. Ia menilai Israel sengaja mengirim pesan intimidasi kepada masyarakat yang mulai pulang ke kampung halaman mereka setelah gencatan senjata tahun lalu.
“Ini jelas-jelas kejahatan terhadap warga sipil. Dunia internasional harus mengecam keras pelanggaran hukum yang terus dilakukan Israel,” tegasnya.
Nada serupa disampaikan Menteri Tenaga Kerja Mohamad Haidar. Ia menuduh Israel secara sistematis menargetkan penduduk yang baru kembali ke wilayah selatan.
“Rencana mereka tak akan berhasil, karena semangat rakyat selatan lebih kuat dari mesin pembunuh,” kata Haidar.
Tekanan Pelucutan Senjata Hezbollah
Di tengah situasi panas ini, muncul kembali desakan agar Hezbollah meletakkan senjata. Amerika Serikat, Arab Saudi, hingga sebagian kalangan politik dalam negeri Lebanon mendorong rencana itu. Bahkan militer Lebanon sudah mengajukan rancangan pelucutan ke kabinet.
Namun Hezbollah menolak tegas. Menurut mereka, menyerahkan senjata justru akan memperlemah Lebanon di saat Israel masih terus menyerang dan menduduki sebagian wilayah selatan.







Komentar