Rusia dan Turki akan ‘menjaga’ Suriah dari serangan Israel

Atas undangan pemerintah Suriah, delegasi Rusia dan Turki telah berada di provinsi Quneitra yang kerap diterabas oleh IsraeI.

Rusia diduga sedang melakukan survei untuk menentukan lokasi pos pemantauan di sana.

Walau kehadiran Rusia ini (jika jadi) mungkin belum signifikan, namun pemerintah Suriah kini tak lagi “kosongan” dalam mencegah agresi musuh.

Jaulani (Ahmad Al-Sharaa) selama ini menggunakan AS sebagai wasit atas konflik dengan IsraeI. Daripada AS jadi 100% musuh, mending jadi penengah walau fungsinya cuma 30%. Ia tahu AS bukan wasit yang netral, namun AS bisa memperlambat IsraeI, walaupun tak akan pernah benar-benar mau menghentikannya.

Makanya Suriah akan mencoba memakai kartu alternatif lain, dalam hal ini adalah membujuk Rusia menjadi pasukan perdamaian. Tentu Putin tak mau kehilangan 100% kehadiran militernya di Suriah, tapi juga tak mau urusan Suriah sampai memecah fokus dari invasi mereka ke Ukraina.

Komentar