RIAU, Korupsi & Begitulah….
By Tere Liye
Saya sering ke Riau. Mengisi acara di toko Gramedia, acara literasi di kampus, pun di pelosok2, mengajar di sekolah/ponpes/dkk.
20 tahun terakhir, sorry banget, provinsi ini begitulah. Stuck! Tapi, di Sumatera itu, memang tidak ada sih provinsi yang meroket betulan. Bahkan seluruh Indonesia. Ekonomi memang tumbuh 5%, tapi rakyat tidak sejahtera-sejahtera.
Dan sedihnya, saya pergi ke China, bahkan hanya selisih 2-3 tahun, kembali ke sebuah tempat, saya termangu. Astaga! Sudah ada gedung-gedung menjulang, jalan-jalan bagus, penduduknya yg dulu miskin, tumbuh jadi kelas menengah.
Riau? Boro-boro. Saya datang ke sana, menyaksikan bangunan-bangunan terbengkalai. Jalanan masih begitu-begitu saja. Fasilitas publik begitu-begitu saja. Gaji/pendapatan penduduknya meroket? Apalagi yang ini, halu.
Apa sih masalah Riau ini? Padahal provinsi ini kuaya sekali dengan sumber daya alam. Habis isi perutnya, Tuhan ganti dengan hamparan tanah subur kelapa sawit. Kemana semua hasil alam? Apa gunanya punya jutaan hektare kelapa sawit kalau yang menikmati orang lain. Kalian dapat apanya, heh? Jerebu! Asap saat hutan-hutan dibakar. 3,49 juta hektare di sini. Setara 50x kota Jakarta.
Siapa yang tertawa bahak menikmati hasil bumi ini? Migas, perkebunan, dll? SIAPA?
Kalian tahu sendiri deh jawabannya: pengusaha, elit2, pejabat2 korup, oportunis. Kalian dapat apanya? Yes! Dapat menjilati pejabat2 saat mereka pilkada, dkk. Alangkah ambyarnya kalian, memilih gubernur berkali2, hanya utk masuk penjara. Tidak kapok2nya?

Bulan ini, saat mau roadshow buku baru CAJKL, sejujurnya Pekanbaru masuk. Tapi setelah sy pikir2, males. Buat apa sy ke sana? Naik pesawat, menatap ke bawah, hamparan 3 juta hektare kelapa sawit, siapa yg semakin kaya raya? Kamu punya 1-2 hektare kebun? Aduh, kamu cuma dapat upilnya, yg menikmati pengusaha besar di atas sana yg punya pabrik2.

Sedihnya, saat sy membahas hal2 ini di acara literasi, eeh, ada yg tersinggung tdk terima. Ngapain sy capek2 membuat pintar orang2 yg memang tdk mau pintar? Biarkan saja.
2040, 2050, 2100, boleh jadi Gubernur Riau ke-10, ke-12 lagi2 masuk penjara.
Kecuali jika kalian benar2 mau berubah. Mulailah kritis dgn sekitarmu.
*Tere Liye







Komentar