Oleh: Hendrajit (Analis Global Future Institute)
Setelah saya cermati sepak-terjang Purbaya jadi Menkeu, seiring banyak pertanyaan teman-teman pada nanya komentar saya, yang spontan melintas di benak, Purbaya ini kayak sebuah “penggaris”. Sekadar shock therapy untuk secara drastis membuat garis pemisah era dulu dan sekarang.
Purbaya yang merupakan alumni ITB jurusan Teknik Elektro tampil menggantikan “Madame Defisit” Sri Mulyani ini, membawa harapan baru tapi masih jauh panggang dari api. Dia muncul baru sebagai “penanda” adanya “arah kebijakan strategis perekonomian baru” yang sebelumnya berhaluan neo-liberal dengan tekanan pada pasar bebas, perdagangan bebas, dan kebijakan fiskal yang pelit ke bawah tapi royal ke korporasi dan pemilik modal kuat.
Nah di sini tampilnya Purbaya ibarat bandul buat menandai yang tadinya bergerak ke kanan sekarang bergeser ke kiri tengah atau bisa juga kanan tengah. Tapi lantaran Purbaya cuma bandul penanda pergeseran posisi, maka keliru kalau orang-orang pada fokus ke Purbaya. Lho kenapa? Purbaya “Bandul Penanda”, bukan “Pusat Badai”.
Pusat Badai-nya lah yang harus jadi pusat sorotan. Prabowo lah pusat badai-nya. Setelah perbedaan mahzab politik-ekonomi antara Prabowo dan Sri Mulyani tak terdamaikan lagi dan mencapai kulminasi saat meletus huru-hara 25-31 Agustus 2025, tentu saja publik bertanya apa skema dan rencana induk perekonomian nasional pasca mundurnya Mulyani?
Purbaya cuma tembakan salvo pembuka supaya pasukan neolib yang bercokol 20 tahun di Kementerian Keuangan bubar jalan atau minimal memencar dan memisah ke pelbagai sudut, supaya tidak merapat dan satu saf seperti dalam era Mulyani. Purbaya cuma babat alas. Bahasa kerennya, Dekonstruksi. Tapi rekonstruksi bukan dia orangnya.
Purbaya memang berhasil sejauh ini dengan mendendangkan lagu-lagu baru untuk menandai adanya genre atau jenis musik baru dalam blantika musik Indonesia. Maka itu kita tak boleh terlena. Harus kembali ke laptop. Purbaya itu penyanyi, the singer. Penulis syair dan aransemen musik tetap Prabowo. Dia lah sang jiwa dan tema lagu. Yang memancarkan macam apa aliran musik yang mau ditawarkan.
Pun juga ini yang paling penting. Apakah Purbaya memang penyanyi yang pas menjiwai genre musik Prabowo? Atau jangan-jangan, Purbaya cuma penyanyi pada pagelaran pembuka sebelum penyanyi utama mulai tampil di pentas dalam acara utama?
Mengapa sontak saya kepikiran seperti itu? Bukan karena Purbaya mulai santer dijuluki menteri koboy. Bukan, bukan, bukan itu. Tapi sontak saya inget dua ekonom yang juga berjiwa aktivis, alm Adi Sasono dan alm Rizal Ramli.
(*)







Komentar