Presiden kencing di celana
Sebelum baku bunuh antara SAF dan RSF, Sudan telah berulang kali dilanda civil war (perang saudara).
Tahun 1983, wilayah Sudan selatan yang mayoritas Kristen memberontak. Alasannya karena Presiden Sudan Jenderal Jafar Nimeiry (1965-1985) menetapkan Sudan sebagai negara Islam dan memberlakukan hukum Islam.

Saat itu Sudan marak kriminalitas, terutama pencurian dan para pemabuk. Dengan hukum Islam, negara memotong tangan pelaku yang langsung bikin para maling tiarap.
Pada pemabuk dan penjual miras, negara menghadiahi mereka 40x cambukan minimal jika pelakunya Muslim. Sementara bagi umat agama lain, diberi “diskon” cambukan separuhnya saja.
Perang berlangsung selama 22 tahun. Pada tahun 2005 tercapai kesepakatan perdamaian komprehensif dengan Presiden Sudan Omar Bashir dengan kubu selatan.

Isi perjanjian tersebut adalah memberi otonomi khusus buat Sudan selatan, termasuk mengecualikan mereka dari penerapan syari’at kecuali mereka sendiri yang mau. Tokoh pemimpin pemberontak Sudan selatan, John Garang, dipanggil ke pusat untuk diangkat sebagai Wapres.
6 bulan kemudian Garang tewas kecelakaan helikopter, dia digantikan orang keduanya Salva Kiir Mayardit.
Percobaan otonomi khusus dilakukan selama 6 tahun, setelahnya jika tetap ingin merdeka Sudan selatan dipersilahkan mengadakan Referendum.
Pada masa otsus tersebut ditemukan banyak ladang minyak di Sudan selatan. Merasa pede dengan minyaknya, keinginan merdeka makin menguat.
Entah berkah atau kutukan. Minyak malah bikin faksi-faksi pemberontak Sudan selatan mulai saling berselisih dan memberontak kepada Salva Kiir.
Jadi Sudan selatan masa itu seperti pemberontak yang kemudian diberontaki lagi oleh kawan-kawannya.
Singkat cerita keinginan merdeka yang sudah membuncah tak tertahankan lagi. Hasil Referendum 2011 memastikan Sudan Selatan yang mayoritas Kristen berdiri menjadi negara sendiri. Salva Kiir Mayardit diangkat sebagai presiden.

Bukannya mereda setelah merdeka, konflik Sudan Selatan malah menjadi-jadi. Pemberontak menuduh Salva Kiir bertindak sebagai diktator rakus.
Konflik diperparah dengan sengketa antar suku karena tradisi begal ternak. Di Sudan Selatan, suku-suku yang bersaing dibolehkan saling mencuri atau merampas ternak satu sama lain. Pencurian ini dianggap sebagai tindakan berani.
Namun karena Sudan Selatan bekas daerah perang, maka senjata yang dipakai buat saling begal ini bukan lagi senjata tradisional, melainkan senjata mematikan yang menyebabkan baku bunuh antar suku dalam jumlah besar.
Perang besar meletus di tahun 2013, hanya 2 tahun setelah merdeka.
Selama 7 tahun saling baku bunuh, sebanyak 400 ribu nyawa melayang, mayoritas warga sipil.
Perang berakhir di tahun 2020 dengan hasil buntu, kedua pihak menguasai wilayah masing-masing. Tetapi presiden Salva Kiir berhasil mempertahankan kekuasaannya hingga sekarang, sedangkan pemberontak terkuat diberi jatah kursi wapres.
Meskipun di tahun 2022 presiden yang sudah lanjut usia ini mengalami kejadian “ajaib”. Air mengalir dari pangkal paha hingga keluar dari bagian kaki. Para pengawal yang melihat tampak tegang, entah ikut malu atau takut sambil menawan tawa. Akibat insiden tersebut, 6 wartawan yang diduga merekam sang presiden ngompol, menghilang.

Meski kaya minyak, 90% rakyat Sudan Selatan hidup sangat sengsara. Pedapatan per kapitanya hanya di kisaran 300 Dollar per tahun (menurut IMF), dan meraih gelar sebagai Negara No.1 Termiskin di dunia mengalahkan Burundi.

Dibandingkan Sudan, kondisi ekonomi dan keamanan Sudan Selatan jauh lebih buruk. Termasuk penyebaran virus HIV dan siklus kelaparan massal.
Dan walau mayoritas Kristen, namun banyak NGO dari negara Muslim yang bergerak membantu kelaparan di Sudan Selatan tahun 2017, termasuk lembaga Indonesia.
Ga ada yang ngejek ‘Sesama agama baku bunuh. Agama ini hobi perang lah.’ Lha wong ada jutaan orang susah karena para elit saling gelut rebutan kue kok malah nyalahin agama warga sipil yang jadi korban.
Prinsip kemanusiaan serupa harus diterapkan di Sudan hari ini antara SAF vs RSF, bantu korban perang. Bukannya bantu korban perang, malah dipakai menjelekkan agama saingan.
Yang mau ikutan bantu Sudan, langsung saja ke sini, keburu jalannya ditutup sama RSF.
- BCA 008-771-8798
- BSI 7777-333-121
- Mandiri 132-002-224-2789
- BNI 0834-192-954
- BRI 0598-01-000202-568
A.N. Yayasan Little Project
Konfirmasi Transfer :
wa.me/6285923400001 (Admin Little Project)
(Pega Aji Sitama)







Komentar