POSISI UTANG
BY TERE LIYE
Saya menulis soal utang pemerintahan ini sejak 2006, sejak zaman multiply, friendster. Silahkan keduk postingan lama, akan ketemu jejak digitalnya.
Kenapa sy tulis? Bukan karena mau nyinyir. Ya Allah, nggaak. Sy tulis untuk edukasi banyak pihak. Sy itu kan ngerti dikit2 beginian, dan hobi nulis. Jadi jika dicoba ditulis dgn sederhana, semoga rakyat jadi tahu. Kan utang ini milik bersama. Oke? Deal? Jadi, jangan nuduh Tere Liye provokator, barisan sakit hati, dll. Nggaaak.
Baik, mari kita bahas.
Lihat tabel. Sudah?
Kabar buruk buat kalian, persis seperti prediksi sy, saat pelantikan presiden, bahwa ‘bola salju’ utang ini semakin membesar. Dan pemerintahan baru, bukannya mengendalikannya, malah semakin mabuk utang.
September 2024, posisi utang 8.461 triliun. Hanya enam bulan berkuasa, per akhir April 2025, lompat 600 triliun lebih, jadi 9.100 triliun. Crazy. Menurut estimasi, akhir Desember 2025, bisa tembus 9.500 triliun. Itu artinya apa? 1 tahun pemerintahan baru, utang nambah 1.000 triliun sendiri. Alias tiap hari nambah 2-3 triliun. Dengan rasio memburuk.
Adalah Jokowi si tukang utang terbesar sepanjang sejarah, 10 tahun dia berkuasa, utang nambah 5.800 triliun, alias 580 triliun per tahun. Dia membuat posisi utang 3,2x saat ditinggalkan SBY.
Tapi, ternyata situasi masih bisa lebih buruk lagi. Prabowo, jelas akan berhutang. Karena oh karena, tahun 2025 ini saja, beban bunga utang ini sdh 550 triliun. Crazy! Bunganya saja segitu. Tambahkan pokok yg harus dicicil 500 triliun, dus, setiap tahun pemerintah harus mikirin 1.000 triliun. Gali lubang tutup lubang. Sdh mirip netizen terjebak pinjol.
Kurang lebih begitu.
Sy minta maaf, tulisan ini hanya berisi data, fakta sj. Cuma ngasih tahu. Solusi? Tanyakan ke pejabat2lah. Mereka bahkan tdk mau mundur kok, tetap mau menikmati jabatan, masa’ giliran mikir nyuruh rakyat.
Intinya, dengan program MBG yg butuh 300 triliun per tahun, subsidi energi, dll, bansos, dll, wah wah, mabuk utang ini tambah ngeri cuy.
*Tere Liye, penulis novel “Negeri Para Bedebah”
**data dari Kemenkeu, dan estimasi, bukan karang2an sy. jika ada data terbaru, typo, dll tolong infokan.








Komentar