“Orang tua meninggal kok dikuburnya kayak ngubur kucing mati saja”

“Orang tua meninggal kok dikuburnya kayak ngubur kucing mati saja.”

Demikian komentar sebagian orang.

Kawan! Tahapan penguburan dan prosesinya itu sudah lengkap.

Diawali dari mentalqin orang yang sedang naza’/ sakaratul maut.

Dilanjutkan ke prosesi memandikan sesui tuntunan, yaitu dibersihkan dari kotoran dan najis, lalu dibasuh anggota tubuhnya yang biasa dibasuh ketika berwudhu’, lalu dimandikan seperti ketika ia mandi janabah, diawali dari sisi kanan badan sebanyak 3x, atau lebih, lalu sisi kiri juga demikian,, menggunakan air suci yang dicampuri dengan daun bidara dan tentunya juga boleh dengan sabun mandi.

Lalu dikafani dengan kain kafan yang suci.

Selanjutnya disholati dan pada tahap inilah mendoakan si mayyit, memohonkan ampunan dan rahmat kepada Allah…..

Lo setelah shalat kok langsung diangkat jenazahnya, ndak didoakan dulu?

La iya to mas, kan doanya sudah diucapkan ketika shalat, sesuai yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, masak lupa kalau tujuan utama shalat jenazah adalah mendoakan si mayyit ?

Selanjutnya dikuburkan, dan seusai dikuburkanpun masih dianjurkan agar semua yang turut mengantarkan jenazah ke kuburannya tidak buru buru pulang, namun kembali mendoakan si mayyit agar dikaruniai keteguhan di saat menghadapi pertanyaan alam kubur.

So, apa emang ketika anda menguburkan kucing dengan cara seperti di atas?

La kalau sudah selesai dari prosesi penguburan, kok dilupakan, ndak didoakan?

Heeeeem, mase, mendoakan orang tua atau lainnya itu haruskah cerita dan leporan ke anda gitu?, atau masak harus pakai sewa sound sistem agar orang sekampung mendengarnya?

Atau mendoakan itu harus ngundang anda ?

Lo kok ndak diziarahi kuburannya?

He he he, maaf lupa untuk absen ke anda ketika ziarah kubur orang tua…..

Semoga mencerahkan.

(Dr. Muhammad Arifin Badri)

Komentar