
MENJAWAB TUDUHAN HAMAS MENCURI BANTUAN
Oleh: Kang Irvan Noviandana
Pertanyaan soal HAMAS mengambil bantuan ini seringkali muncul dan jadi bahan serangan untuk mendeskriditkan HAMAS. Beberapa orang kami anggap wajar bertanya karena isu ini memang terus diproduksi ulang dan disebarkan, ada saudara kita yang akhirnya bertanya-tanya karena ada kesaksian warga Gaza yang mengatakan demikian.
Maka saya coba buatkan jawaban berikut ini seobyektif mungkin, bagi teman-teman yang betul-betul berniat mencari kebenaran informasi, kami sarankan baca tulisan kami dengan logika yang sehat.
Dalam kondisi yang kacau seperti perang atau bencana besar, wajar muncul laporan-laporan spontan dari warga, tentang menimbun bantuan, masalah penyaluran dlsb. Wajar ditengah kekacauan seringkali timbul kesalahpahaman warga di lokasi.
Berkaca pengalaman saya di Aceh pasca tsunami 2004, saat itu, isunya bukan hanya penimbunan bantuan, karena kebetulan banyak tentara asing yang terjun di sana, isu dari warga anak-anak Aceh dibawa tentara asing. Setelah ditelusuri, ternyata kabar dari warga hanya kesalahpahaman.
Pun seperti situasi di Gaza yang mungkin lebih kacau dari situasi bencana, karena keterbatasan informasi, tidak ada sarana media untuk menyampaikan protokol situasi perang, distribusi yang lambat, atau mekanisme logistik yang tidak dipahami warga. Ada truk bantuan dikawal pasukan keamanan HAMAS, dibawa ke gudang logistik, timbulah kesalahpahaman.
Hal semacam ini sangat mungkin terjadi di Gaza, di mana situasi chaos, panik, dan kurangnya akses informasi membuat persepsi warga bisa berbeda dari kenyataan di lapangan.
Karena itu, laporan warga bukan fakta final, kalau kami menilainya laporan spontan yang belum terverifikasi. Dalam situasi apapun laporan warga seperti ini belum bisa menyimpulkan keadaan yang sebenarnya, perlu adanya investigasi atau verifikasi.
Pertanyaannya, apakah HAMAS Membawa Bantuan ke Markas Mereka?
Secara logis, iya sangat mungkin. HAMAS juga bagian dari penduduk Gaza, terlebih mereka juga penguasa de facto di Gaza. Mereka berhak mengontrol, menyalurkan dan tentunya berhak juga menerima bantuan, sebagaimana pengelolaan bantuan di manapun berada.
Pertanyaan penentunya adalah, apakah HAMAS Menguasai Bantuan Secara Sistematis?
Di sinilah pentingnya melihat hasil investigasi independen, liputan Al Jazeera yang disebarkan Buzzer Zionis (lihat tangkapan layar di atas) adalah tahun 2023.
Dalam laporan sampai 2025 ini berikut hasil investigasinya:
USAID (2025) menegaskan tidak ada bukti pencurian sistemik bantuan oleh HAMAS setelah menelaah 156 insiden.
Utusan Khusus AS David Satterfield berulang kali menyatakan Israel belum pernah menyerahkan bukti spesifik terkait tuduhan HAMAS menimbun bantuan.
Laporan PBB (OCHA, UNRWA) dan media independen menyoroti faktor penghambat utama distribusi: blokade Israel atas pintu masuk bantuan, keterbatasan akses distribusi, penjarahan oleh geng bersenjata, serta runtuhnya ketertiban publik. Artinya kekacauan distribusi ini disebabkan oleh situasi yang diciptakan oleh Israel, hal ini sangat mungkin terjadinya kesalahpahaman dan rasa frustasi warga Gaza. Dalam tulisan lain akan saya uraikan laporan di PBB tentang pola sistemik yang dilakukan Israel untuk menciptakan situasi seperti ini.
Fakta ini menunjukkan, masalah terbesar bukan pada HAMAS mengambil bantuan, melainkan pada sistem distribusi yang dikontrol Israel dan kekacauan keamanan di lapangan.
Maka laporan warga harus diperlakukan sebagai klaim awal yang belum terverifikasi, karena sangat rawan kesalahpahaman di tengah kekacauan.
HAMAS mungkin menerima bagian bantuan sebagaimana warga Gaza lainnya, dan itu hal yang logis serta manusiawi. Namun, klaim bahwa HAMAS menguasai atau menimbun bantuan untuk kepentingan mereka tidak terbukti dalam investigasi internasional yang kredibel.
Maka, setiap kali muncul video atau testimoni warga yang disebarkan buzzer Zionis, masyarakat perlu memakai standar verifikasi, bandingkan dengan laporan independen, uji konsistensi datanya, lalu baru menarik kesimpulan. Tanpa itu, kita hanya terjebak dalam narasi emosional yang justru menguntungkan propaganda. (*)







Komentar