Mau sampai kapan Pak Prabowo?

✍🏻Fauzan Inzaghi

Status bencana nasional, mau sampai kapan pak prabowo?
(Apakah rakyat harus mengatakan “biar kami pulih sendiri saja, pemerintah tidak perlu repot mengurus lagi, karena kami bukan rakyat indonesia”)

Jumlah korban meninggal: 1301 orang
Jumlah korban hilang: 589 orang
Jumlah korban terluka: 4900 orang
Jumlah rumah rusak: 80700 unit
Jumlah kabupaten/kota terdampak: 51 kota di 3 provinsi, dengan beberapa kota terputus jalur transportasi

  • Di sebagian tempat jenazah mulai menyebarkan bau busuk, masyarakat tidak mampu mengatasinya.
  • Di sebagian tempat anak-anak harus minum air banjir yang dicampur teh, agar tidak berbau lumpur ketika diminum.
  • Sebagian tempat dilanda kelaparan, yang membuat masyarakat membobol toko-toko sembako yang telah terkena banjir, karena memang tidak punya jalan keluar, mereka bahkan harus mencuci beras yang terkena lumpur itu sebelum memasaknya.
  • Sebagian masih terisolir karena tim SAR yang terbatas, baik personel ataupun peralatan, akhirnya mereka terpaksa mengambil inisiatif “korban membantu korban”.
  • Obat-obatan? Iu jauh lebih parah!!
  • Kita belum berbicara dampak materil dan rekontruksi pasca bencana.
  • Dan ini semua sudah menjadi sorotan media internasional, dan banyak negara menawarkan bantuan (ada berita pemerintah menolak karena masih mampu, tapi berita ini perlu di cek ulang dan dipastikan).
  • Dan catatan yang bisa kita lihat di sosmed mungkin hanya 10 persen dari yang terjadi di lapangan

Dengan semua keadaan diatas, entah kenapa pemerintah masih enggan mengeluarkan status bencana menjadi “bencana nasional”.

Entah karena tidak ada anggaran, entah karena ada yang ditutupi atau alasan lain.

Kita tidak mengatakan bahwa pemerintah berpangku tangan, tapi keadaan di lapangan beneran menyedihkan, beberapa kawan harus menempuh puluhan kilometer untuk mendapatkan beras atau indomie, dengan berjalan kaki, karena tidak adanya BBM untuk transportasi, dan ada puluhan ribu orang yang mengalami keadaan serupa.

Dan pemerintah masih enggan untuk menganggap ini masalah serius. Entah apa yang dipikirkan pemerintah, sangat sulit memahaminya secara logika.

Desakan berbagai pihak sama sekali tidak didengarkan, seolah masyarakat adalah pengemis yang terlalu berharap sama pemerintah ya.

Sepertinya masyarakat harus mengatakan sebaliknya, agar didengarkan “masyarakat tidak butuh lagi bantuan pemerintah, pemerintah tidak perlu lagi membantu rakyat, urus saja urusan mu sendiri, biar kami pulih sendiri saja, karena menurut kalian mungkin kami bukan lagi rakyat indonesia”.

Tapi pemerintah tau kan resiko jika rakyat sudah bersikap seperti itu? Resikonya keutuhan republik pak!!

Ya Allah gerakkanlah pintu hati para pemimpin kami.

Komentar