Zohran Mamdani, berbicara di hadapan Donald Trump di Gedung Putih, mengatakan: “Saya telah berbicara tentang pemerintah Israel yang melakukan genosida dan tentang pemerintah kami yang mendanainya.”
Pernyataan ini secara politis meledak karena beberapa alasan:
- Mamdani menggunakan kata “genosida” di depan kamera di hadapan presiden AS yang sedang menjabat. Hampir tidak ada pejabat terpilih di Amerika Serikat yang bersedia menggunakan istilah itu di hadapan presiden, terutama yang secara terbuka mendukung Israel dan membingkai kritik terhadap Israel sebagai ekstremisme. Mamdani mengatakan satu kata yang dihindari Washington karena mengandung konsekuensi hukum dan kekuatan moral.
- Dia melakukannya di dalam Gedung Putih
Mengatakannya di luar, di media sosial, atau di sebuah rapat umum adalah hal yang wajar. Mengatakannya di dalam gedung yang melambangkan kekuatan negara Amerika, melalui video, sementara presiden hadir, mengubahnya menjadi konfrontasi langsung dengan posisi resmi AS. - Ini menempatkan Trump dalam posisi yang tidak nyaman
Trump gemar mendominasi, mengendalikan, dan menjadi tontonan. Mamdani memperkenalkan narasi yang tidak dapat dengan mudah dibungkam atau dicemooh Trump tanpa terlihat menyerang seorang wakil rakyat yang dipilih secara demokratis yang berbicara tentang kematian massal warga sipil. Citra Trump sangat buruk dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam politik AS. - Mendobrak tabu
Para pejabat Amerika jarang menuduh Israel melakukan genosida, dan tentu saja tidak di hadapan seorang presiden. Aturan politiknya selalu: Anda mengkritik dengan tenang, hati-hati, dengan bahasa yang tersirat. Mamdani sepenuhnya mendobrak kode tak tertulis itu. - Menandakan perubahan besar dalam budaya politik AS
Seorang anggota pemerintah negara bagian AS yang secara terbuka berhadapan langsung dengan presiden yang sedang menjabat tentang keterlibatan AS adalah sebuah tindakan yang tidak terpikirkan beberapa tahun yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa perisai politik di sekitar Israel sedang retak pada tingkat simbolis tertinggi.
(Elijah J. Magnier)







Komentar