
Sebuah buletin online bernama Serambi Kata, tiba-tiba dipenuhi ucapan duka cita.
Buletin itu, ternyata sempat memuat sebuah tulisan yang dikirim oleh X, mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta, yang mengakhiri nyawanya dengan melompat dari lantai 5 kampus, Jumat (17/10/2025).
Tulisan X ditayangkan hanya beberapa hari sebelum kematiannya.
Yang menyayat hati, dalam tulisan itu, X menceritakan bagaimana ia berjuang melawan penyakit mental yang dialaminya.
Ia sudah lama bergelut melawan bipolar, termasuk, bagaimana ia harus minum banyak obat setiap hari untuk melawannya.
“Kondisiku kurang baik, bisa dibilang tidak baik. Aku berjuang menghadapi mentalku yang bergejolak terlalu kencang, walau sudah meminum obat sehari enam kapsul,”
Dalam tulisan lain, X juga curhat kalau ia pernah hendak mengakhiri hidupnya.
X, melompat dari rooftop lantai lima pukul 10.00 WIB, saat kegiatan perkuliahan berlangsung.
Tubuhnya sempat menghantam sebuah mobil, sebelum terkulai di aspal.
Saat awal mendapat pertolongan, X masih bernafas.
Tapi di rumah sakit, ia meninggal dunia dalam perawatan.
Kapolsek Kartasura, AKP Tugiyo, mengatakan, kondisi bipolar yang dialami korban, diduga menjadi latar belakang tindakan itu.
Penderita gangguan bipolar adalah kondisi di mana pengidapnya tak bisa mengendalikan kejiwaannya, di mana ketika serangan terjadi, dia akan merasa terlalu senang, atau sebaliknya, terlalu sedih.
Dalam dua kondisi itu, penderita bipolar biasanya tak bisa lagi memikirkan konsekuensi logis dari tindakannya.
Dalam kebanyakan kasus, gangguan bipolar diobati dengan obat-obatan dan konseling psikologis/psikoterapi.
(sumber: TribunSolo)







Komentar