Selama dua tahun perang Gaza, menurut laporan koresponden saluran i24 News Israel, militer Israel menyebarkan banyak kartu SIM Israel di wilayah-wilayah yang diyakini terdapat tawanan Israel, dengan tujuan agar para tawanan — bila berhasil melarikan diri — dapat menggunakan kartu tersebut untuk menghubungi tentara Israel dan memberi informasi tentang keberadaan mereka.
Namun, menurut sumber keamanan, tidak diketahui sejauh mana operasi itu berhasil. Sebaliknya, pihak perlawanan (Hamas) berhasil menemukan dan mengumpulkan kartu-kartu SIM tersebut, lalu menggunakannya untuk melancarkan perang psikologis terhadap Israel.
Pada hari pembebasan para tawanan, Senin (13/10/2025), Hamas memanfaatkan kartu SIM Israel itu untuk menelepon keluarga para tawanan melalui panggilan video, sebelum pembebasan resmi dilakukan — sebuah langkah yang mengejutkan pihak Israel, karena sebelumnya Israel melarang Hamas melakukan perayaan seremonial pelepasan tawanan seperti sebelum-sebelumnya. Karena upacara sermonial Hamas ini membuat Hamas makin disukai publik dunia karena perlakuan Hamas terhadap tawanan memang sangat baik.
Menyisati hal itu, agar momen penyerahan tawanan tetap mendapat ekspos yang bagus, pejuang Hamas dari “Unit Bayangan” (yang bertanggungjawab terhadap tawanan) meminta tawanan menghubungi keluarganya via video call memakai kartu SIM Israel yang sebelumnya disebar pasukan Israel, dan meminta agar keluarga para tawanan untuk menyebarkan video komunikasi itu di media sosial dan mengirimnya ke kantor berita, sebagai “tamparan simbolik” kepada tentara Israel, yang berbalik menjadi bahan ejekan terhadap operasi intelijen mereka sendiri.
Lagi-lagi “kecerdasan” Pasukan Bayangan Hamas.
[VIDEO – Chanel 12 TV Israel yang paling banyak ditonton di Israel, menyiarkan secara LIVE saat keluarga tawanan Israel menerima panggilan video call dari anaknya yang hendak dibebaskan Hamas pada Senin, 13 Oktober 2025]







Komentar