Warga Desa Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, digegerkan oleh kemunculan sejumlah warga negara asing yang diduga berasal dari China di sebuah lokasi terpencil yang dicurigai sebagai area tambang emas ilegal. Kejadian ini kembali memunculkan keresahan lama yang selama bertahun-tahun menghantui masyarakat Ketapang: maraknya praktik penambangan emas tanpa izin (PETI) yang diduga turut melibatkan tenaga asing.
Dalam rekaman dan kesaksian warga, terlihat seorang WNA memakai pakaian kerja berwarna oranye sedang melakukan pekerjaan pengelasan di atas tumpukan plat besi ukuran besar. Bahan-bahan tersebut diduga kuat merupakan komponen penting untuk merakit peralatan tambang, mulai dari rangka mesin hingga perangkat penyaring material tambang. Di sekitar lokasi juga tampak alat berat, mesin penyedot, serta perlengkapan lain yang identik dengan aktivitas tambang emas ilegal.
Kehadiran WNA dalam lingkungan semacam itu tentu menimbulkan tanda tanya besar. Bagaimana mungkin mereka bisa masuk jauh ke pedalaman tanpa pengawasan? Apakah ada pihak tertentu yang membackingi operasi tersebut? Pertanyaan ini terus bergulir di tengah masyarakat yang semakin gusar karena aktivitas PETI bukan hanya merampas kekayaan alam daerah, tetapi juga merusak sungai, hutan, serta merugikan ekosistem yang menjadi sumber kehidupan sehari-hari.
Fenomena PETI di Ketapang sejatinya bukan isu baru. Sudah berkali-kali aparat melakukan penertiban, namun kegiatan ini seperti tidak pernah benar-benar berhenti. Banyak dugaan bahwa keberadaan WNA, terutama dari China, bukan kebetulan semata. Kehadiran mereka kerap dikaitkan dengan operasi tambang berskala besar yang membutuhkan keahlian teknis tertentu. Di sisi lain, masyarakat lokal sering kali hanya menjadi penonton sekaligus korban dari kerusakan lingkungan yang ditinggalkan.
Warga berharap aparat segera turun tangan sebelum aktivitas ini semakin meluas. Bagi mereka, penegakan hukum harus dilakukan secara tegas, transparan, dan tidak hanya menghentikan pekerja lapangan, tetapi juga menindak aktor utama yang mengatur operasi tambang ilegal tersebut.
Kasus terbaru ini menjadi peringatan bahwa ancaman eksploitasi ilegal kekayaan alam di pedalaman Kalimantan Barat masih nyata. Tanpa langkah strategis dan pengawasan ketat, bukan hanya emas yang hilang, tetapi juga masa depan lingkungan dan keselamatan warga yang bergantung pada tanah dan sungai yang terus dieksploitasi secara brutal.







Komentar