Kata PSI: Jokowi Terlalu Hebat, Sehingga Banyak Musuh

Sebuah unggahan dari akun media sosial @nowdots kembali menyoroti pidato politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengulas sosok Presiden Joko Widodo. Pernyataan itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) PSI se-Kepulauan Riau pada Sabtu, 22 November 2025, di Batam—dan langsung menarik perhatian publik.

Dalam acara tersebut, Ketua Harian PSI Ahmad Ali memaparkan pandangannya tentang Jokowi sebagai figur politik yang layak dijadikan teladan. Ia menggambarkan Jokowi bukan sekadar pemimpin biasa, tetapi sosok yang terlalu hebat hingga kehebatannya justru menghadirkan banyak musuh.

Menurut Ali, Jokowi adalah politisi “sangat kompleks” dan “sangat kuat”. Kekuatan inilah, katanya, yang membuat sebagian pihak merasa terancam. Rasa takut itu kemudian melahirkan berbagai bentuk perlawanan, mulai dari fitnah hingga upaya-upaya yang bertujuan merusak citra Presiden. Namun di balik semua itu, Ali menegaskan bahwa Jokowi tetaplah pribadi yang sederhana, tetap membumi, dan tidak berubah meski berada di puncak kekuasaan.

Pidato tersebut bukan hanya sekadar pujian, tetapi membawa pesan politik yang lebih dalam. Ali menekankan bahwa perjalanan hidup Jokowi adalah bukti nyata bahwa politik tidak harus dimulai dari latar belakang elit. Jokowi, yang berasal dari keluarga sederhana dan bukan keturunan “darah biru”, memulai kariernya dari bawah. Bahkan, menurut Ali, Jokowi pada awalnya tidak dianggap oleh partai-partai besar, termasuk PDI Perjuangan, sebelum akhirnya diusung dan kemudian—dalam narasi Ali—“dicampakkan”.

Narasi ini sengaja diangkat PSI untuk membakar semangat kader mudanya. Mereka ingin menegaskan bahwa dunia politik bukanlah arena eksklusif yang hanya bisa dimasuki mereka yang punya nama besar atau koneksi kuat. Jokowi menjadi simbol perjuangan rakyat biasa yang mampu menembus batas-batas politik tradisional.

Dengan mengangkat sosok Jokowi, PSI bukan hanya sedang memberi penghormatan kepada seorang pemimpin, tetapi juga memperkuat identitas politik mereka sendiri. Mereka ingin menegaskan bahwa keberpihakan pada anak muda, pada rakyat kecil, dan pada politik yang inklusif adalah fondasi yang terus mereka perjuangkan.

Komentar