Presiden Prabowo Subianto hari ini resmi mengumumkan sepuluh tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November. Dari deretan nama yang dibacakan, Presiden ke-2 RI, Soeharto, termasuk di dalamnya.
Kabar ini dikonfirmasi oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, sehari sebelumnya di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
“Besok, Insya Allah akan diumumkan. Iya, oleh Presiden Prabowo langsung. Kurang lebih sepuluh nama,” ujar Prasetyo, Minggu (9/11).
Ketika ditanya apakah Soeharto termasuk di antara penerima gelar, Prasetyo menjawab singkat, “Ya, masuk, masuk.”
Menurutnya, pemberian gelar kehormatan ini merupakan bentuk penghormatan negara kepada para tokoh yang dianggap memiliki jasa besar bagi bangsa.
“Itu bagian dari bagaimana kita menghormati para pendahulu, terutama para pemimpin yang sudah memberikan kontribusi luar biasa terhadap bangsa dan negara,” tambahnya.
Sebelumnya, Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) telah menyeleksi 49 nama calon penerima gelar tahun 2025. Dari jumlah itu, sepuluh nama akhirnya disetujui untuk diserahkan kepada Presiden. Selain Soeharto, nama-nama lain yang disebut-sebut masuk dalam daftar antara lain Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan aktivis buruh Marsinah.
Meski demikian, keputusan ini tidak lepas dari kontroversi. Lebih dari 500 aktivis dan akademisi menolak pengusulan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, menilai hal itu bertentangan dengan semangat Reformasi 1998 dan belum adanya penyelesaian atas kasus-kasus pelanggaran HAM di masa pemerintahannya.
Namun dukungan juga datang dari sejumlah pihak. Beberapa organisasi masyarakat Islam seperti PBNU dan MUI menilai jasa Soeharto dalam menjaga stabilitas nasional dan pembangunan ekonomi layak mendapat penghormatan negara.
Istana berharap masyarakat memandang keputusan ini secara positif. Pemerintah menegaskan, pemberian gelar dilakukan setelah kajian mendalam dan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Upacara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional dijadwalkan berlangsung di Istana Negara, disaksikan langsung oleh keluarga para penerima, jajaran menteri, serta perwakilan lembaga negara.







Komentar