Kemarin Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan meresmikan multi layered air defense system (sistem pertahanan udara berlapis-lapis) buatan Turki dengan nama Çelik Kubbe (Steel Dome) yang dianggap akan menjadi Güvenlik Şemsiyesi alias payung bagi langit Turki dari serangan udara musuh. Dengan itu, militer Turki secara resmi begabung dalam new league in air defense (liga baru dalam pertahanan udara).
Perang 12 hari antara Iran dan Israel telah memberikan pelajaran besar bagi negara-negara di dunia, khususnya rising power di kawasan. Ada yang belajar dari Iran, bahwa misil jarak jauh yang dimiliki Iran cukup ampuh untuk membuat musuh kelabakan, mengingat Iran tidak memiliki pesawat tempur yang selevel pesawat tempur Israel.
Ada yang belajar dari Israel, dimana multi layered air defense system alias sistem pertahanan udara berlapis-lapis sangat penting untuk melindungi wilayah udara dari serangan-serangan musuh. Iran diakui kemampuan misilnya, namun Iran pun mengakui kelemahan pertahanan udaranya. Israel mengakui kemampuan misil Iran yang telah membuat pertahanan udara mereka jebol, namun Israel juga sangat berterimakasih kepada multi layered air defense system yang mereka miliki yang telah mengurangi kerugian dan korban.
Industri pertahanan Turki memasuki fase baru pertumbuhan dan pembangunan citra, yang bertujuan untuk mencapai kemandirian yang lebih besar, daya saing global yang lebih kuat, dan peran sentral dalam Revolusi Industri babak Keempat.
Produk-produk ternama global seperti jet tempur KAAN, tank Altay, UAV dan UCAV Turki, TCG Anadolu, Kızılelma, proyek MILGEM, ANKA, dan Senapan Infanteri Nasional (Millî Piyade Tüfeği), semuanya berlabel made in Turkiye. Sistem pertahanan udara Çelik Kubbe, sebagai produk pertahanan generasi terbaru, siap membawa industri pertahanan Turki ke level selanjutnya.
Jet tempur generasi kelima KAAN Turki, dirancang untuk menggantikan armada F-16 Fighting Falcon milik Angkatan Udara Turki, dengan didukung oleh drone-drone canggih di udara, dan didukung oleh sistem pertahanan udara berlapis-lapis di darat, Turki akan menjadi aktor baru terkuat di kawasan.




Bulan sabit Laut Tengah (Mediterranean Crescent) yang terputus sejak 70 tahun lalu yang terbentang dari Libya, Mesir, Palestina, Suriah dan Turki, sangat berpotensi untuk bersatu kembali.
Kata orang, “Whoever wants to control Istanbul must control Baghdad, whoever wants to control Quds must control Cairo”.
“Siapa pun yang ingin menguasai Istanbul harus menguasai Baghdad, siapa pun yang ingin menguasai Quds/Palestina harus menguasai Kairo”.
(Saief Alemdar)






Komentar