China Pernah Jamin Whoosh Bakal Cetak Untung Setelah 5 Tahun

Pemerintah China sempat menyebutkan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat menghasilkan keuntungan setelah operasional lima tahun.

Hal ini diungkapkan dalam pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah China pada 2015.

Kala itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja menerima kunjungan Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi China Xu Shaoshi, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 10 November 2025.

Dilansir Republika, dikutip dari pemberitaan Sekretariat Kabinet, Menko Perekonomian saat itu, Sofyan Djalil yang mendampingi Presiden Jokowi mengatakan, dalam pertemuan itu delegasi Pemerintah China yang dipimpin Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Xu Shaoshi melaporkan hasil studi kelayakan perusahaan China terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

‘’Pemerintah telah menerima hasil studi itu dan akan mempelajari serta memutuskannya dalam waktu secepatnya,” kata Sofyan kepada wartawan dalam konperensi pers bersama Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Xu Shaoshi, seusai pertemuan dengan Presiden Jokowi.

Xu Shaoshi mengatakan, sebagai utusan Presiden China, ia bertemu Presiden Jokowi untuk menyerahkan hasil studi kelayakan sesuai yang dijanjikan. Shaoshi menegaskan, harga yang ditawarkan Pemerintah China merupakan harga yang lebih kompetitif dengan proposal yang lebih baik.

“Kami jamin bisa rampung dalam tiga tahun, groundbreaking akhir Agustus 2015 dan selesai 2018 akhir,” katanya.

Kereta cepat Whoosh akhirnya baru mulai beroperasi secara resmi untuk umum (operasional komersial) pada tanggal 17 Oktober 2023.

Total biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) mencapai sekitar US$ 7,27 miliar atau setara dengan sekitar Rp120 triliun (kurs saat ini Rp 16.680). 

Biaya ini mengalami pembengkakan (cost overrun) dari perkiraan awal sebesar US$ 6,02 miliar.

PT KAI menanggung kerugian akibat kereta cepat Whoosh pada 2024 sebesar Rp2,24 triliun dan pada semester I 2025 sebesar Rp951,48 miliar. Kerugian ini berasal dari porsi kepemilikan saham mayoritas KAI di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yaitu sebesar 58,53%.

  • Tahun 2024: KAI menanggung kerugian sebesar Rp2,24 triliun dari total kerugian PSBI sebesar Rp4,19 triliun.
  • Semester I 2025: KAI menanggung kerugian sebesar Rp951,48 miliar dari total kerugian PSBI sebesar Rp1,625 triliun. Jika disetahunkan, kerugian tersebut diperkirakan menjadi sekitar Rp1,9 triliun.

Ekonom senior (Almarhum) Faisal Basri pernah mengatakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) sampai kiamat tidak akan balik modal, jangankan untung, balik modal saja tidak akan bisa.

[VIDEO]

Komentar