Bisakah Indonesia berubah?
Bisa.
Kita punya banyaaak sekali contoh suksesnya.
Salah-satunya yang sangat epic adalah KRL Jabodetabek.

Duluuuu, awal tahun 2000-an, saya adalah bagian dari penumpang KRL. Saya pernah kehilangan barang di atasnya. Berdesak-desakan, menyaksikan penumpang naik atap kereta. Pedagang asongan merangsek masuk. Konser musik, pengamen, pertunjukan di dalam gerbong. Peminta-minta, lengkap sudah. Bahkan ayam, kambing dkk pun bisa masuk. Stasiunnya kotor, toilet jorok. Gerbong pengang, nyaris pingsan. Aduh, sengsara sekali pokoknya.
Dan tentu saja, banyak penumpang tidak bayar. Alias naik2 saja. Petugas dimana? Wah kacau balau deh pokoknya.
Lantas seorang Jonan masuk. Dia bisa mengubahnya. Revolusi total.
Saat saya mengisi acara literasi di SMA Katolik St Louis 1 Surabaya, murid dan guru-guru di sana bilang, “Bang Tere, pak Jonan dulu sekolah di sini.”
Wah, wah, saya menatap mereka yang bangga. Dan itu memang valid! Lulusan sekolah mereka itu memang pantas dibanggakan. Bankir Citibank, yg tdk pernah ngurus kereta api, dengan tangan dinginnya, bisa menyulap KAI. Fantastis!
Ada toh bukti jika kita bisa berubah lebih baik. Nyata sekali.
Saya bisa bikin daftarnya panjang, orang2 yg berhasil mengubah sesuatu di Indonesia, tapi saya males. Kalian cari sendirilah. Pastikan kalian sumber informasinya tdk hanya nonton video2 di Tik Tok, apalagi yg joget2, fufufafa, dkk. Karena orang2 ini tdk bisa jadi teladan baiknya.
Bisakah Indonesia berubah jadi lebih baik? Bisa! Sepanjang pemimpinnya memang harimau betulan. Mengaum buas! Bukan malah mengem-beeek! Dan itu tuh betulan kongkrit membutuhkan memotong bagian yg busuk2! Bukan malah dipelihara.
(Tere Liye)







Komentar