‘Bau amis’ rencana Danantara merger Grab-GoTo

‘Bau amis’ rencana Danantara merger Grab-GoTo

Oleh: Yanuar Rizky (Pengamat Ekonomi)

Dalam minggu ini, harga saham GoTo merangsek naik, dibumbui banyak isu, termasuk JP Morgan beli banyak yang memicu naik dari 50.

Lalu, isu ini muncul, dan dibenarkan Mensesneg bahwa pemerintah dalam opsi pembahasan menyetujui merger Grab GoTo, dimana Danantara terlibat.

Saya sudah menyatakan pendapat, keyakinan saya bahwa ini mengulang ide Telkom masuk via Telkomsel saat merger Gojek dan Tokopedia (GoTo), sehingga sesuai standar akuntansi soal goodwill (PSAK 22) yang saya suarakan saat aksi korporasi itu terjadi, diulang!

Grab adalah perusahaan yang tercatat di bursa Nasdaq (Amerika Serikat) dan Goto di bursa Indonesia, maka akan berlaku hal yang sama karena PSAK 22 itu dasarnya IFRS yang diberlakukan IAS (International Accounting Standard)

Jadi, sama seperti saat Goto, saham pendiri Gojek dan Tokopedia naik terevaluasi karena transaksi tunai Telkom via Telkomsel masuk di saat merger di harga Revaluasi Goodwill, lalu mereka para pemegang saham pendiri exit dan dapat cuan!

Saya tetap konsisten, kalau Danantara lakukan ini, maka ini menolong exit para pemegang saham Grab dan Goto.

Boleh dicek, di Nasdaq saat ini lagi dibayangi ketakutan terulangnya bubble dotcom 1990 saat saham teknologi (internet) jatuh, saat in (2025) melanda lagi ketakutan bubble perusahaan start up teknologi, bahkan AI, karena kebutuhan cash in para pemegang saham pendri yang kelola hedge fund negative cash flow dari fungsinya sebagai angle investor start up teknologi.

Jadi, Blackrock dan juga JP Morgan ingin keluar dari Grab jual untung kan?

Ya, saya menyadari buat para retail yang ikut beli saham Goto akan setuju ama Danantara.

Tapi, saya tetap akan konsisten dengan pendapat saya, konflik kepentingan adalah aksi korporasi haram dalam UU pasar modal manapun, apalagi jika pakai uang negara!

SIMAK SELENGKAPNYA VIDEO paparan Yanuar Rizky DIBAWAH:

Komentar