Baitul Maqdis Akan Menjadi Pusat Kekhalifahan Islam Sebelum Kiamat

Baitul Maqdis Dalam Peristiwa Menjelang Kiamat

Oleh: Dr. Mohd Khafidz Soroni

Dua tahun telah berlalu sejak dunia menyaksikan apa yang dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza di Palestina. Berawal dari dalih membela diri dan menyerang Hamas, akhirnya berubah menjadi tindakan genosida yang sangat mengerikan, yang menyasar rumah-rumah warga sipil, rumah sakit, pasokan air, fasilitas listrik, kamp penampungan, logistik, dan sumber makanan rakyat Gaza.

Hingga saat ini, lebih dari 67.000 warga Gaza dilaporkan tewas, termasuk lebih dari 18.000 anak-anak. Lebih dari 11.000 orang dilaporkan hilang tanpa diketahui nasibnya.

Siapa sangka dari bangsa yang terlantar dan terusir, bangsa Yahudi kini berubah menjadi bangsa yang kejam dan brutal?

Sejarah membuktikan bahwa bangsa Yahudi telah menjadi bangsa yang tidak bernegara selama lebih dari 1.800 tahun. Selama kurun waktu tersebut, mereka hidup tersebar tidak hanya di Timur Tengah, tetapi juga di Eropa dan Afrika. Di antara negara-negara yang mereka huni adalah Amerika Serikat, Rusia, dan India.

Dengan bantuan Inggris, kaum Yahudi Zionis akhirnya berhasil mendirikan negara Israel pada tahun 1948 di tanah Palestina. Banyak tanah Palestina dirampas dan hak-hak mereka diingkari. Pemerintah ilegal tersebut justru terus menjalankan proyek ekspansi kolonialnya sedikit demi sedikit.

Pada tahun 1967, Israel menginvasi dan memberlakukan kontrol ketat atas Yerusalem, yang juga dikenal sebagai Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam. Akibatnya, umat Islam tidak lagi memiliki kebebasan absolut atasnya. Dengan kata lain, Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsa) kini diduduki oleh Israel.

Situasi ini tentu sangat signifikan dengan hadis tentang pembukaan Yerusalem yang akan terjadi sebelum Hari Kiamat. (HR. al-Bukhari).

Meskipun, pembukaan pertama Baitul Maqdis terjadi pada masa Khalifah Umar al-Khattab RA ketika pasukan Muslim berhasil merebut Baitul Maqdis dari Kekaisaran Romawi Bizantium pada tahun 638.

Namun, pada tahun 1099, Tentara Salib berhasil merebutnya dari kaum Muslim. Kemudian terjadilah pembukaan kedua di tangan Sultan Salahuddin al-Ayyubi yang berhasil merebut kembali Baitul Maqdis pada tahun 1187. Dengan demikian, umat Islam selama berabad-abad bebas mengunjungi Baitul Maqdis hingga tahun 1967.

Berdasarkan realitas saat ini, menunjukkan bahwa pembukaan Baitul Maqdis yang ketiga akan kembali terjadi menjelang akhir zaman.

Namun, pembukaan tersebut tidak akan terjadi begitu saja, melainkan pasti melalui persiapan, strategi, dan perencanaan yang matang meskipun harus menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan.

Ada baiknya kita merenungkan sebuah hadis Nabi SAW yang berkaitan langsung dengan apa yang terjadi di Palestina.

“Dari Abu Umamah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: ‘Ada sekelompok umatku yang akan selalu teguh di atas agama ini dan akan mampu mengalahkan musuh-musuh mereka. Tidak seorang pun yang menentang mereka akan mampu mencelakai mereka kecuali kesukaran atau kesulitan yang akan menimpa mereka hingga datangnya ketetapan Allah (mendekati Hari Kiamat) dan mereka akan tetap seperti itu.’” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, di mana mereka?” Rasulullah (saw) menjawab: “Di Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis.” (HR. Ahmad dan al-Tabarani. Hadits Hasan)

Oleh karena itu, bukan tidak mungkin perjuangan rakyat Palestina dan umat Islam yang mendukung mereka merupakan mata rantai yang menghubungkan pembebasan Baitul Maqdis di masa depan.

Hal ini karena Baitul Maqdis kelak akan muncul sebagai pusat kekhalifahan Islam di seluruh dunia, berdasarkan hadits dari Abdullah bin Hawalah al-Azdi RA bahwa Rasulullah (saw) pernah meletakkan tangannya di atas kepalanya, dan berkata:

“Wahai putra Hawalah, ketika engkau melihat kekhalifahan turun di tanah yang disucikan (Baitul Maqdis), maka sesungguhnya kekhalifahan, musibah, dan hal-hal besar akan dekat. Pada saat itu, Hari Kiamat akan lebih dekat kepada umat manusia daripada tanganku di kepalamu.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan al-Hakim, beliau berkata: sanad shahih)

Dibukanya Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsha) menandakan berakhirnya segala rangkaian penindasan, tirani, dan kekejaman yang telah dilakukan kaum Yahudi selama ini. Bahkan, berkumpulnya kaum Yahudi dan terbentuknya negara Israel pada hakikatnya menegaskan sabda Nabi Muhammad SAW tentang perang yang akan terjadi antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi.

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hari Kiamat tidak akan tiba hingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi. Kemudian, kaum Muslimin dapat membunuh mereka hingga kaum Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu atau pohon itu akan berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia,’ kecuali pohon gharqad (yaitu sejenis semak belukar) karena ia adalah pohon Yahudi.”

*Penulis Kepala Unit Hadits pada Institut Kajian Hadits & Aqidah (INHAD), Universitas Islam Selangor (UIS)

Komentar