
Publik tanah air dihebohkan dengan akademisi zionis pro-Israel, Peter Berkowitz, yang diundang dan menjadi pembicara dalam kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana 2025 Universitas Indonesia (UI) pada Sabtu, 23 Agustus 2025.
Pihak UI akhirnya minta maaf setelah muncul gelombang kritik di media sosial terhadap UI yang mengundang Berkowitz dalam acara PSAU pada 23 Agustus 2025 kemarin.
Kegiatan tersebut pun ditayangkan secara resmi dalam kanal YouTube Universitas Indonesia bertajuk Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI 2025.
Peter Berkowitz adalah tokoh zionis dan pembela Israel garis keras. Dia melalui tulisan-tulisannya mendukung genosida yang dilakukan Israel di Gaza, Palestina, serta pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan pemerintahan Donald Trump.

TERNYATA tidak hanya menjadi pembicara di Universitas Indonesia (UI), akademisi zionis pro-Israel, Peter Berkowitz, juga diundang PBNU untuk menjadi pembicara.
Peter Berkowitz menjadi pembicara di acara AKN NU (Akademi Kepemimpinan Nasional NU) yang diselenggarakan PBNU.

Di situs NU online ternyata Peter Berkowitz adalah sohibnya Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf.

Ada info yang beredar bahwa yang mengusulkan Peter Berkowitz menjadi pembicara di UI adalah Yahya Cholil Staquf yang saat ini juga menjabat Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia (UI) periode 2024-2029.


Dalam tulisannya, Peter Berkowitz menceritakan acara NU yang dia menjadi pembicara:
“Pada hari Jumat dan Sabtu, 15 dan 16 Agustus, tepat sebelum rakyat Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaannya yang ke-80 pada hari Minggu, 17 Agustus, saya menyelenggarakan empat seminar berdurasi tiga jam di ibu kota negara ini tentang sejarah pemikiran politik Barat. Saat ini saya sedang mengajar bersama empat seminar tambahan – tentang kenegarawanan, hubungan luar negeri, agama, dan hak asasi manusia – bersama rekan seperjuangan saya, Profesor Hukum Emeritus Harvard, Mary Ann Glendon, yang bergabung dengan kami secara virtual dari Amerika Serikat.
Sekitar 25 peserta seminar adalah anggota Nahdlatul Ulama (NU), yang berkantor pusat di Jakarta dan, dengan sekitar 150 juta pengikut, merupakan organisasi Muslim independen terbesar di dunia. Sebagai kelompok kecil yang terdiri dari tokoh-tokoh senior NU, para peserta – sebagian besar tetapi tidak semuanya laki-laki – adalah profesor universitas, kolumnis surat kabar, kepala pesantren NU, dan masih banyak lagi. Salah satu perempuan tersebut memimpin perkumpulan perempuan NU yang beranggotakan 36 juta orang. Pada akhir Juni, Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN-NU) yang baru didirikan, bekerja sama dengan Pusat Nilai-Nilai Peradaban Bersama yang berpusat di Carolina Utara, meluncurkan Kursus Dasar enam bulan, yang mengadakan seminar hampir setiap akhir pekan hingga akhir Desember.”
Di media sosial, Publik mengecam keras PBNU.
Berikut diantara twit-twit netizen:







Komentar