Rencana pemanfaatan energi panas bumi (geothermal) di kawasan Gunung Lawu, tepatnya di Jenawi, Karanganyar, kembali memicu gelombang penolakan dari para aktivis lingkungan. Komunitas Jagalawu, yang diwakili oleh Yannuar Faisal, menegaskan sikap menentang proyek yang dinilai membawa ancaman kerusakan ekologis dan masalah sosial bagi masyarakat setempat.
Yannuar mengingatkan bahwa proyek serupa sebenarnya bukan hal baru. Pada 2016, rencana pengembangan geothermal di kawasan ini sudah pernah dihentikan sementara akibat kuatnya gerakan penolakan dari warga. Ia menyoroti bahwa pengalaman dari lokasi lain, seperti di Mataloko, Nusa Tenggara Timur, dan Dieng, justru menunjukkan dampak negatif pasca pengembangan. “Kualitas air menurun dan muncul kesenjangan sosial di masyarakat,” ujarnya, menambahkan bahwa banyak proyek geothermal di Indonesia justru memunculkan masalah lingkungan yang serius.
Selain itu, Yannuar menilai ada kurangnya tanggung jawab dari pengembang dalam menangani dampak sosial dan ekologis yang timbul. Untuk mengedukasi masyarakat, Jagalawu berencana melakukan sosialisasi melalui forum RT dan Karang Taruna di sekitar Jenawi. Tujuannya, agar warga memahami potensi risiko dari proyek tersebut dan dapat mengambil sikap yang tepat.
Di sisi lain, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersikukuh untuk melanjutkan lelang proyek geothermal Jenawi. Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi nasional pengembangan energi terbarukan. Menteri ESDM Bahili Lahadalia menegaskan bahwa Indonesia memiliki cadangan panas bumi yang sangat besar, mencapai sekitar 27 gigawatt, namun pemanfaatannya hingga saat ini masih di bawah 10 persen.
Pemerintah menilai geothermal sebagai energi masa depan yang bersih dan ramah lingkungan, serta berkomitmen untuk melaksanakannya dengan tetap memperhatikan aspek sosial dan budaya lokal. Meski demikian, komitmen tersebut tampaknya belum sepenuhnya meredakan kekhawatiran masyarakat dan aktivis yang menginginkan jaminan perlindungan lingkungan dan keadilan sosial yang lebih nyata.







Komentar