ABU NAWAS & KAPOLRI

ABU NAWAS & KAPOLRI

Abu Nawas:
“Wahai Tuan Kapolri, aku mendengar engkau kini menjadi penjaga… ijazah? Bukan penjaga ketertiban dan keamanan?

Kapolri:
“Betul, Abu. Ijazah itu menangis karena dibully. Fotokopinya katanya pakai kacamata tempel dan wajahnya berubah-ubah seperti jin pindah wujud.”

Abu Nawas:
“Siapa yang membullynya?”

Kapolri:
“Roy Suryo dan rombongannya.”

Abu Nawas:
“Kalau begitu, suruh saja pemilik ijazah menampakkan ijazah yang asli.”

Kapolri:
“Itu dia masalahnya, Abu…
Kadang yang asli lebih mirip fotokopi,
dan fotokopi lebih mirip orang lain,
jadi semuanya mudah saling tertukar.”

Abu Nawas:
“Lantas kenapa Roy dkk ingin dihukum?”

Kapolri:
“Aku hanya menjalankan titah presiden.”

Abu Nawas:
“Prabowo kah?”

Kapolri:
“Bukan! Tapi Penguasa di negeri ini, Abu…
Dia sudah turun, tapi tetap memerintah.
Sudah pindah istana, tapi masih memegang pulpen instruksi dari rumahnya.”

Abu Nawas:
“Ah, negaramu bukan negara hukum,
tetapi negara bayangan.
Ijazahnya bayangan, presidenya bayangan,
yang nyata hanya polisi. Tapi polisinya ya mengejar bayangan.”

Kapolri:
“Ya begitu banyak bayangan di negaraku, Abu. Aku ya pusing. Bahkan kebenaran pun kehilangan tubuhnya. Tinggal bayangan.”

Abu Nawas tersenyum:
“Kalau begitu, jangan-jangan yang Bapak tangkap nanti bukan penjahat yang sebenarnya
tapi penjahat yang dibayangkan saja.”

(Hanif Nurcholis)

Komentar