Khalifah pertama umat Islam, Abu Bakar Ash-Shiddiq, wafat pada tanggal 23 Agustus 634 M atau 23 Jumadil Akhir 13 H, karena sakit demam. Ia dimakamkan di sebelah makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah.
Masa pemerintahannya singkat namun krusial. 2 tahun, 77 hari (8 Juni 632 – 23 Agustus 634).
Abu Bakar menjadi khalifah yang sah setelah wafatnya Nabi. Ketika beliau mengambil alih jabatan tersebut, berbagai suku mencoba memisahkan diri dari umat dan memberontak terhadap Khilafah. Pemberontakan ini sepenuhnya bersifat politik dan ekonomi.
Abu Bakar memadamkan pemberontakan dengan kebijaksanaan dan kemurahan hati, dan dengan demikian merampungkan penyatuan Arabia. Beliau menangani keluhan para pemberontak secara kreatif, dan tidak ada pembalasan yang dilakukan terhadap mereka yang kembali (K. Armstrong).
Selama bulan-bulan terakhir masa pemerintahannya, ekspedisi militer dikerahkan ke Syam (Suriah, Palestina, Yordania) dan Persia. Setelah wafatnya, ekspedisi militer ini dilakukan oleh para penerusnya, terutama Umar bin Khattab, yang di bawah pemerintahannya pasukan Khilafah mengalahkan Sassaniyah dan Bizantium (Romawi Timur) yang perkasa dalam Pertempuran Qadisiyah dan Yarmuk.
Masa pemerintahan Abu Bakar sangat penting, bukan hanya karena kemenangannya atas para pemberontak tetapi juga karena dimulainya Penaklukan Muslim atas Syam dan Persia. Ini akan mengubah dunia selamanya.
Bahkan sebagai khalifah umat yang besar ini, Abu Bakar menjalani kehidupan yang sangat sederhana dan saleh. Ia digambarkan sebagai sosok yang bijaksana, toleran, berperilaku baik, dan saleh.







Komentar