300 Tahun Dinasti Muslim Mughal Menguasai India, Dan Berakhir Oleh Penjajahan Inggris

Dinasti Mughal adalah dinasti Muslim yang didirikan oleh Babur pada tahun 1526 dan menguasai sebagian besar India selama 300 tahun hingga pertengahan abad ke-19. Dinasti ini dikenal karena menyatukan berbagai budaya, mendirikan pemerintahan yang kuat, dan menghasilkan karya seni serta arsitektur yang ikonik, seperti Taj Mahal.

Masa kejayaannya dicapai di bawah pemerintahan Akbar Agung.

Akbar Agung dari Kekaisaran Mughal berkuasa selama 49 tahun, dari 1556 hingga 1605. Masa pemerintahannya adalah masa kejayaan kekaisaran, di mana ia memperluas wilayahnya dan memperkuat administrasi pusat.

Dinasti ini berakhir pada pertengahan abad ke-19. Kaisar Mughal terakhir ditangkap dan dibunuh oleh penjajah Inggris.

7 November 1862, Kaisar Mughal terakhir Bahadur Shah Zafar wafat di pengasingan di Rangoon, Burma Britania (sekarang Myanmar). Selama perang perlawanan India tahun 1857, Bahadur Shah berperang melawan Inggris. Namun, India dikalahkan dan Bahadur Shah juga ditangkap oleh Inggris dan diasingkan.

Perang Kemerdekaan India Pertama ini berakhir berdarah di Delhi. Di bawah kepemimpinan Bahadur Shah Zafar, penguasa Mughal yang berusia 81 tahun, para pejuang kemerdekaan berjuang bersama melawan pasukan Inggris selama perang tersebut. Baik Muslim maupun Hindu berpartisipasi dan berjuang berdampingan dalam perang kemerdekaan.

Seperti yang ditulis William Dalrymple dalam bukunya The Last Mughal:

Di antara mereka yang gugur terdapat beberapa penyair dan seniman paling berbakat di Delhi. “Mereka adalah orang-orang terkenal dan kaya, orang-orang yang menjadi kebanggaan Delhi,” tulis Zahir Dehlavi. “Mereka tak tertandingi di zaman mereka, dan kita tidak akan pernah melihat orang seperti mereka lagi.”

Bahadur Shah Zafar, raja terakhir Delhi, telah berlindung di Makam Humayun, tetapi ia juga ditangkap (seperti yang terlihat di foto). Kota yang direbut—ibu kota kuno Hindustan, metropolis Mughal yang agung—kini menjadi kota kematian yang sunyi.

Setelah diadili, Bahadur Shah diasingkan ke Rangoon, Burma, tempat ia wafat pada tahun 1862 dan dimakamkan di sana. Keesokan harinya, 21 September, William Hodson menembak mati putra-putra kaisar, Mirza Mughal dan Mirza Khizr, serta cucunya, Mirza Abu Bakr, dengan darah dingin di bawah kekuasaannya sendiri, di tempat yang kemudian disebut Khooni Darwaza atau gerbang berdarah, sekitar 3 km dari Benteng Merah (Lal Qila).

Sumber: The Last Mughal: The Fall of a Dynasty: Delhi, 1857 oleh William Dalrymple

Komentar