10 November 1945: Ketika Muslim Radikal Mempertahankan NKRI di Surabaya

Dulu Bung Tomo dijuluki teroris. Ternyata julukan teroris itu sudah ada sejak zaman kolonial. Bung Tomo dijuluki teroris karena karena dia berhasil menggelorakan semangat jihad arek-arek Suroboyo dengan pekikan takbir.

Takbir mengangkasa di langit Surabaya. Mengagungkan nama Alloh demi mengusir musuh hingga titik darah penghabisan. Tercatat 20 ribu nyawa arek-arek Suroboyo syahid dalam pekikan takbir yang bergelora.

Sebuah bukti nyata bahwa pekikan takbir adalah komando terbaik ummat Islam. Sebuah komando yang mampu membangkitkan keberanian dan membuat kecut hati lawan.

Hanya pekikan takbir yang mampu membuat arek-arek Suroboyo dengan gagah berani menyongsong kematian di medan pertempuran. Mereka tau bahwa sangat mustahil bisa menang melawan tentara sekutu dan NICA. Karena saat itu tentara sekutu adalah tentara tertangguh di dunia. Tentara yang memenangkan Perang Dunia II.

Tapi itu semua tak membuat arek-arek Suroboyo mundur. Karena mereka yakin bahwa membela tanah air adalah sebuah jihad agung. Siapapun yang gugur dalam perang fie sabilillah maka imbalannya adalah surga.

Dan keberanian itu bisa muncul berkat pekikan takbir yang tiada henti…..Allohu Akbar !

***

Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 adalah salah satu peristiwa paling heroik dalam sejarah perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan, yang kini diperingati setiap tahun sebagai Hari Pahlawan.

Latar Belakang

Pertempuran ini dipicu oleh kedatangan pasukan Sekutu (terutama Inggris sebagai bagian dari NICA) di Surabaya pada 25 Oktober 1945, yang bertujuan melucuti senjata tentara Jepang dan memulihkan ketertiban setelah Perang Dunia II. Namun, terjadi bentrokan antara pihak Indonesia dan Sekutu yang memuncak akibat insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato dan tewasnya Brigadir Jenderal AWS Mallaby, komandan pasukan Inggris di Surabaya, pada 31 Oktober 1945.

Kronologi Singkat

  • Akhir Oktober 1945: Bentrokan bersenjata mulai terjadi antara pemuda Indonesia dan pasukan Inggris.
  • 31 Oktober 1945: Brigjen Mallaby tewas, memicu kemarahan di pihak Sekutu.
  • 9 November 1945: Pihak Sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata mereka, namun ultimatum ini diabaikan.
  • 10 November 1945: Pasukan Inggris melancarkan serangan besar-besaran ke Surabaya, didukung oleh kekuatan darat, laut, dan udara.

Jalannya Pertempuran

Meskipun persenjataan yang tidak seimbang, rakyat Surabaya yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Bung Tomo, Gubernur Suryo, dan Mayjen Sungkono melakukan perlawanan sengit dengan semangat “merdeka atau mati”. Melalui siaran radio, Bung Tomo berhasil membakar semangat juang rakyat untuk bersatu melawan penjajah. Pertempuran berlangsung selama kurang lebih tiga minggu, menyebabkan puluhan ribu pejuang Indonesia gugur dan kerusakan parah di kota Surabaya.

Dampak dan Signifikansi

Meskipun Surabaya akhirnya jatuh ke tangan Sekutu, pertempuran ini memiliki dampak yang sangat besar:

  • Semangat Nasionalisme: Memperkuat persatuan dan semangat juang rakyat Indonesia di seluruh negeri untuk mempertahankan kemerdekaan.
  • Dukungan Internasional: Menarik perhatian dunia internasional terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
  • Hari Pahlawan: Untuk mengenang peristiwa heroik ini, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Pertempuran Surabaya menjadi simbol keberanian bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman penjajahan kembali dan menunjukkan kepada dunia bahwa kemerdekaan Indonesia adalah harga mati.

(WIDI ASTUTI)

Komentar