Paspor Malaysia naik tujuh peringkat dan kini berada di posisi ketiga dunia berdasarkan Passport Index 2025.
https://www.passportindex.org/byRank.php
Dengan peringkat ini, warga Malaysia dapat menikmati akses bebas visa ke 174 negara.
“Pencapaian ini mencerminkan kepercayaan dan pengakuan internasional terhadap keamanan dokumen perjalanan Malaysia,” ujar Departemen Imigrasi Malaysia melalui Instagram resmi, Rabu (5/11/2025).
Kenaikan peringkat dinilai memperkuat posisi Malaysia di mata dunia dan membuka peluang untuk belajar, bekerja, hingga berbisnis di luar negeri.
Dalam daftar tersebut, Uni Emirat Arab (UAE) berada di posisi pertama, disusul Singapura dan Spanyol di posisi kedua.
Malaysia mengungguli Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.
Whaaat?
Apa sih yang dilakukan pemerintah Malaysia ini? Astaga?
Padahal baru 2016 lalu loh, saat puluhan ribu penduduk Malaysia overstay di Australia. Pun di Korea Selatan, ribuan penduduk Malaysia bikin masalah. Pun di Selandia Baru. Bukan cuma orang Indonesia yang suka bikin masalah di LN, tetangga kita juga ada.
Tapi, whaaaat, kok bisa kekuatan paspor mereka tambah meroket?
Apa karena mereka negara persemakmuran? No way! Kalau hanya gara-gara ini, Malaysia bahkan lebih tinggi dibanding Inggris, biangnya persemakmuran. Malaysia No. 3. Inggris, Jepang, AS minggir semua.
Apa sih yang dilakukan pemerintah Malaysia?
Bisa tidak pejabat-pejabat Indonesia itu nyontoh dikiiit saja ke Malaysia?
Kok bisa paspor kita terbenam di peringkat 50-an lebih.
Iya, saaya tahu, penduduk Indonesia suka bikin masalah di LN. Tapi coba kamu tengok, penduduk Malaysia sepuluh tahun lalu, ada 30.000 lebih warganya yang overstay di Australia. Sama-sama bikin masalah toh? Apa yg dilakukan pemerintah Malaysia hingga masalah-masalah ini beres? Nyalahin penduduknya? Begitu? Kayak di Indonesia gitu loh, dikit-dikit nyalahin penduduknya. Dan yg nyalahin sama-sama penduduk juga. Bego kan.
Malaysia ini, tinggal beberapa tahun lagi, bersiap lompat masuk ke kelompok negara-negara maju. Dan itu benar-benar tercermin di kekuatan paspor mereka.
Kapan Indonesia mau nyusul? Kalian mau tidak sih Indonesia juga jadi begini? Ohh, kalian akan nyinyir soal skandal naturalisasi pemain sepakbola Malaysia? Baiklah. Kita nyinyir, sampai lupa, sepakbola kita juga begitu-begitu saja, dodol! Sudah lolos Piala Dunia? Liga lokal sudah bagus? Ngandelin naturalisasi juga, bukan?
Dari segi pendidikan, kualitas kampus, dll, Malaysia terdepan. Dari sisi pendapatan penduduk, Malaysia terdepan. Indonesia semakin tertinggal. Kalian sibuk denial. Ngeles kemana-mana.
Ah, masih ada satu yg kita unggul deh. Dari sisi novel. Yg satu ini, novel-novel Tere Liye dibaca banyak penduduk Malaysia. Pun novel-novel penulis Indonesia lain. Dibaca luas di sana. Baiklah, kita masih punya prestasi. Eh. Maaf, itu prestasi penulis-penulis sih, bukan ‘kita’, apalagi prestasi pejabat? Halu!
Yang ada, pejabat sibuk majakin buku-buku, tapi giliran buku dibajak, penulis minta agar pembajak ditangkapi, mereka planga plongo kayak habis cepirit.
(Tere Liye)







Komentar