Tot Tot Wuk Wuk

Tot Tot Wuk Wuk

Di negara-negara maju, Eropa, dll, pengawalan kepada pejabat yang melintas di jalan raya itu sangat dibatasi. Paling hanya Presiden, PM, dan atau anggota kerajaan.

Tapi level Menteri, anggota DPR, DPRD, lebih2 pejabat lebih rendah, aduh, mereka sih dibiarkan saja naik kendaraan masing-masing, dan atau transportasi publik.

Kenapa negara maju bisa begini?

1. Karena budaya mereka berbeda
Ngapain dikawal-kawal? Mereka lebih suka minimalis, tdk suka membuat susah orang lain. Apa sih hebatnya dikawal-kawal? Itu tuh norak. Demikianlah budaya di negara orang. Tapi di Indonesia, sebaliknya; justeru rakyat di sini, melihat takjub jika pejabat datang dgn pengawalan penuh. Akui sajalah, budaya kita memang masih sangat primitif. Masih merasa bangsa terjajah. 80 tahun coba dibilas dgn tulisan-tulisan, edukasi, masiiih sj begini.

2. Efisiensi
Nah, ini juga yg membuatnya berbeda. Di negara maju, mereka lebih fokus pada substansi. Dus, mereka tahu mana yg penting, mana yg tidak. Efisien gitu loh. Saat rapat, mereka tdk butuh ruangan mewah, bunga-bunga, makan, minum. Kan mau rapat? Bukan mau kondangan. Saat melintasi di jalan raya, mereka tdk butuh dikawal 4 motor, 2 mobil, dengan petugas-petugas yg jelas menghabiskan biaya. Bahkan mereka tdk ada tuh kendaraan dinas, dll.

Pada akhirnya, jika kalian ingin Indonesia ini maju, maka sudah saatnya kita betulan meningkatkan kualitas SDM. Dari level pendidikannya, dari kualitas pemahamannya, literasi atas banyak hal. Negara maju itu datang dari pola pikir yg maju. Budaya.

Kabar buruknya, Indonesia sampai detik ini, duh Rabbi, rakyat banyak justeru suka loh hidupnya susah. Sudahlah miskin, mereka mau jejeritan meramaikan berdesak-desakan, panas-panasan saat pejabat datang. Teriak-teriak senang dilempari kaos, dikasih sembako, amplop. Mengurubung mobil-mobil, panggung-panggung di mana pejabat tsb ada.

Itu tuh tontonan epic kebodohan. Pelaku-pelakunya tolol!

Yuk mari, besok-besok, mulailah didik keluarga kita, teman tetangga, agar berhenti mendewa-dewakan pejabat. Mereka mau datang ke tempat kalian, cuekin saja. Ini malah disuruh anak-anak SD berbaris menyambut. Mereka mau kampanye, cuekin. Mereka mau ngajak ketemuan, cuekin.

(Tere Liye)

Komentar