Temuan JATAM ini menarik…

āœšŸ»Agustinus Edy Kristianto

Temuan Jaringan Advokasi Tambang Nasional (JATAM) ini menarik: ada perusahaan Prabowo dalam bencana banjir Aceh (Tempo, 8/12/2025).

Tunjuk langsung saja nama perusahaannya: PT Tusam Hutani Lestari, yang memegang konsesi (izin usaha pemanfaatan hutan) di Aceh—Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, dan Aceh Utara—seluas 97 ribu hektare.

Hasil pengecekan JATAM, terjadi tumpang tindih antara konsesi PT Tusam Hutani Lestari dengan PT Linge Mineral Resources yang merupakan bagian dari Grup Bumi Resources Minerals (BRMS).

Orang sudah tahu BRMS ada hubungan dengan Grup Bakrie. Dirut BRMS: Agoes Projosasmito.

Tapi supaya akurat, saya teliti dokumen resmi seperti laporan bursa. Struktur kepemilikannya begini:

  • BRMS mengendalikan PT Bumi Sumberdaya Semesta (BSS) sebesar 98,04% (per September 2025). BSS mengendalikan PT Andalan Anugerah Sekarbumi (AAS) sebesar 60,86%. AAS mengendalikan PT Linge sebesar 99,67%.
  • PT Linge memegang izin usaha pertambangan eksplorasi mineral logam dari Kementerian ESDM untuk komoditas emas dengan konsesi seluas 36.420 hektare, yang perpanjangannya disetujui sampai 25 Februari 2026.
  • Pemegang saham mayoritas BRMS (25,10%) adalah Emirates Tarian Global Ventures SPC—entitas asing yang didirikan di surga pajak Kepulauan Cayman dan agresif masuk BRMS pada 2021, berdasarkan data Bloomberg.

Balik lagi ke PT Tusam Hutani Lestari ‘milik’ Prabowo. Saya pernah kupas pada status 15 Januari 2024. Pasalnya, ini adalah peluru rutin lawan untuk menyerang Prabowo dalam pilpres (Jokowi 2019, Anies Baswedan 2024).

  • Lahan konsesi itu diberi pada zaman Wapres Jusuf Kalla untuk hutan tanaman industri yang memasok bahan baku bagi Kiani Kertas—perusahaan Prabowo juga dan berstatus hak guna usaha. Artinya itu tanah negara, hanya diusahakan oleh perusahaan. Tapi waktu itu kelihatannya lahan tidak aktif ditanami. Maklum, mungkin karena belum berkuasa sehingga modal dari bank masih cekak.
  • Selain PT Tusam, saya perhatikan ada yang ā€˜unik’ dari perusahaan Prabowo lainnya di Kalimantan Timur, yakni PT Kertas Nusantara. Ketika itu dia sering menggelorakan semangat ā€œantiasingā€, tapi saat saya cek Akta PT Kertas Nusantara (Akta 600/30 Maret 2021), perusahaan itu adalah penanaman modal asing (PMA) yang dikendalikan dua entitas asing: Fayola Investment Limited (Port Louis) dan Langass Offshore Inc (Tortola).
  • Langass muncul di OffshoreLeaks Database International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ). Pemegang sahamnya adalah Nusantara International Enterprise (L) Berhad. Direkturnya tercatat bernama Sugiono sejak 5 Desember 2005. Alamatnya di British Virgin Islands.

Sejauh mana ā€œkontribusiā€ perusahaan yang diduga kuat terafiliasi Prabowo dan Bakrie itu dalam bencana Aceh, bukan tugas saya sebagai rakyat biasa untuk menyelidiki.

Moral tulisan ini ada dua:

  • Lebih dari sekadar urusan cuan dan pemilik perusahaan, bencana Sumatera adalah peringatan soal hutan yang makin habis, lahan yang dibuka seenaknya di daerah hulu, serta izin tumpang tindih yang diduga dijadikan alat transaksi oleh para pejabat.

Itu yang harus diberesi. Dan tolonglah, pidato klise tentang demi kepentingan rakyat, melawan kekuatan asing, tulus tanpa motif bisnis, dan sejenisnya… agak dikecilkan volumenya.

Masyarakat banyak yang makin pintar.

Salam,
AEK.

Komentar