Tahanan wanita Palestina berkirim surat dari penjara penjajah Israel, Andai surat itu diterima oleh Khalifah, maka Khalifah itu akan langsung mengirim pasukan besar untuk membebaskannya…

Penjajah Israel telah memperpanjang penahanan tahanan wanita Palestina Shahd Majed Hassan, hingga 4 November 2025.

Wanita kelahiran 10 Agustus 2002 itu adalah seorang guru bahasa Arab di sekolah di Ramallah, Tepi Barat, Palestina. Ia lulusan Universitas Birzeit, universitas terkemuka di Palestina, yang terletak di Birzeit, dekat Ramallah di Tepi Barat.

Shahd Majed Hassan ditangkap di rumahnya pada 5 Maret 2025.

Tanpa dakwaan, tanpa proses pengadilan yang adil—Shahd dijatuhi penahanan administratif selama 4 bulan oleh penjajah Israel. Dan terus diperpanjang masa penahanannya hingga sekarang.

Selama ditahan, ia diborgol tanpa henti, mengalami perlakuan tidak manusiawi, dan terus dihina secara verbal maupun fisik. Tidak ada keadilan. Tidak ada kebebasan. Hanya sepi jeruji dan kekerasan sistemik.

Shahd bukan satu-satunya. Ratusan perempuan Palestina hari ini dipenjara dalam kondisi tak layak, kotor, kelaparan, dan tanpa akses kesehatan memadai.

Dari dalam penjara Damoun Israel, Shahd Majed Hassan mengirimkan surat yang menceritakan penindasan dan serangan brutal penjajah terhadap tahanan wanita.

Andai surat itu diterima oleh Khalifah, maka Khalifah itu akan langsung mengirim pasukan besar untuk membebaskannya.

Hasbunallah Wani’mal Wakil.

Berikut surat dari Shahd Majed Hassan:

Komentar