Kasus pembunuhan terhadap MAHM (9), putra bungsu anggota Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Cilegon, Banten, Maman Suherman, masih menjadi misteri.
Bocah kelas 4 SD tersebut ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di rumah mewahnya pada Selasa, 16 Desember 2025. MAHM ditemukan berlumuran darah dengan kondisi terdapat 22 luka tusukan akibat senjata tajam.
Namun, sudah 10 hari lebih, hingga kini polisi masih belum menemukan atau menetapkan tersangka.
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan intensif dan telah diambil alih oleh Polda Banten.
Kapolda Banten Irjen Pol Hengki mengatakan kasus tersebut masih dalam tahap penyidikan.
“Masih dalam tahap penyidikan, teknis penyidikan kami tidak (bisa) diuraikan,” kata Hengki kepada wartawan di Mapolda Banten, Jumat (26/12/2025).
Hengki menyebut, perkara yang sebelumnya ditangani Polres Cilegon kini dibantu oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Banten untuk mengungkap pelaku dan motifnya.
“Sudah ditarik ke Polda, gabungan Polda dan Polres Cilegon yang dipimpin oleh Pak Dirkrimum (Kombes Pol Dian Setyawan),” ujar dia.
Sejauh ini, penyidik masih mendalami dengan memeriksa keterangan saksi-saksi yang mengetahui peristiwa tersebut mulai dari pihak keluarga, tetangga, hingga kerabat orangtua.
Sebanyak 18 orang saksi telah diperiksa dan menyebut kasus kematian bocah kelas 4 SD ini murni pembunuhan bukan perampokan.
“Kita dalami, pemeriksaan saksi-saksi dan sebagainya. Mudah-mudahan ada (masyarakat yang mengetahui) informasi, segera informasikan kepada kita,” kata Hengki.
Sejauh ini, tim masih bekerja untuk menemukan pelaku yang tega membunuh korban menggunakan senjata tajam, dan belum menetapkan tersangka.
Sebab, untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka, penyidik wajib memiliki minimal dua alat bukti yang sah.
Susno Duadji Nilai Ada Kejanggalan di Kasus Pembunuhan Anak Politisi PKS
Eks Kabareskrim Polri Susno Duadji menilai terdapat kejanggalan pada kasus pembunuhan anak politikus PKS Cilegon, Maman Suherman berinisial MAHM (9 tahun) yang hingga kini belum terungkap siapa pelakunya.
Salah satu yang dinilai janggal dalam kasus pembunuhan anak politikus PKS menurut Susno adalah keberadaan pembantu saat kejadian pembunuhan.
Susno menyebut, di rumah milik Politisi PKS Maman Suherman ini disebutkan ada dua pembantu yang bekerja disana.
Namun sebelum kejadian pembunuhan, dua pembantu tersebut dikabarkan pulang.
Sehingga korban di rumah hanya bersama sang kakak berinisial D yang pertama kali menelpon sang ayah, mengabarkan kondisi adiknya yang sudah bersimbah darah.
“Kan banyak kejanggalan. Kejanggalan di situ apa? Kan di situ katanya ada pembantu laki, ada pembantu perempuan.”
“Tapi pada saat kejadian dia pulang gitu kan kalau enggak salah pulangnya kan berapa jam sebelum kejadian. Nah, itu kejanggalan kan,” kata Susno Duadji dalam Program ‘Kompas Petang’ Kompas TV, Jumat (26/12/2025).
Lebih lanjut Susno juga mempertanyakan mengapa tidak ada satpam di rumah semewah itu.
Sebab biasanya dalam rumah mewah terdapat satpam pribadi yang bertugas menjaga rumah.
Ketika ada satpam, pelaku tidak mudah masuk ke rumah dan melakukan pembunuhan.
“Kemudian saya tidak tahu apakah rumah itu ada satpam apa enggak di luar, karena rumah sebesar itu. Kalau satpam pada waktu hari kejadian itu di mana satpamnya?” ungkap Susno.
Keberadaan Pembantu saat Kejadian Pembunuhan
Kasi Humas Polres Cilego, AKP Sigit Dermawan menerangkan rumah mewah milik Politisi PKS Maman Suherman tersebut ditinggali oleh delapan orang.
“Ada delapan orang, keluarga korban dan pihak lain. Termasuk orang tuanya,” kata Sigit, dilansir TribunnewsBogor.
Rumah mewah tersebut memang dipasangi CCTV, namun kata Sigit semuanya rusak.
“CCTV itu rusak,” katanya.
Bukan hanya itu saja, rumah Maman juga tidak dijaga security.
Hanya ada petugas keamanan perumahan saja.
“Tidak ada security pribadi,” katanya.
Satpam perumahan, Sukir, mengatakan saat hari kejadian sebenarnya ada dua orang asisten rumah tangga (ART).
Namun keduanya pulang.
“Katanya itu pembantunya ada yang pulang jam 11 yang satu. Ada yang satunya jam 2,” kata Sukir.
PKS Ingin Penyelidikan Kematian Anak Maman Suherman Dipercepat
Sementara itu, Ketua DPP PKS Bidang Advokasi Partai, Nurul Amalia berharap kasus ini bisa segera diungkap agar tak terjadi simpang siur berita di masyarakat.
“Proses atau mekanisme penanganannya agar lebih cepat untuk segera ditemukan siapa pelakunya agar tidak terjadi simpang siur berita dan lain-lain,” ujar Nurul dalam acara Sapa Indonesia Pagi yang tayang di Kompas TV, Senin (22/12/2025).
Pihaknya meminta kasus ini diusut secara transparan agar muncul titik terang terkait motif hingga sosok pelaku.
“Ini kan penting ya agar proses penyidikan dilakukan secara transparan, profesional, dan segera disampaikan ke publik gitu apa motifnya, terus kemudian siapa pelakunya,” tuturnya.
(Dari berbagai sumber)







Komentar