Sudah saatnya NEGARA-NEGARA ARAB memutus hubungan dengan AS-ISRAEL dan MEMBONGKAR Pangkalan Militer AS

✍️Tengku Zulkifli Usman

Dalam pernyataan terbaru Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, yang dikutip oleh banyak media media besar di barat dan timur tengah. Israel Katz memberikan pidato yang sangat jelas kepada dunia Arab:

  1. Timur Tengah baru akan segera dimulai, Israel akan melakukan serangan kemanapun sesuai kepentingan Israel dan Israel tidak akan tunduk kepada siapapun.
  2. Kami akan menghancurkan Gaza, setelah itu kami akan bergerak untuk menghancurkan Houthi, Irak, dll.
  3. Kami tidak akan mundur dari Lebanon, dan kami akan menghancurkan gerakan Islam Lebanon. Hari hari gelap menanti para pimpinan mereka.
  4. Kami akan melakukan serangan kemana saja tempat musuh Israel bersembunyi, tidak peduli itu ada Qatar, Saudi, atau lain lain.
  5. AS bersama kami telah sepakat dengan proposal ini, dan Israel tidak akan surut ke belakang. Sampai semua musuh kami baik arab atau bukan arab kami hancurkan.

Semua pernyataan Katz ini tentu bukan hal baru dan juga bukan hanya retorika dia, tapi ini juga merupakan kebijakan dan keputusan Netanyahu yang full backup dari Trump.

Jika kita melihat fakta ril di lapangan, semua negara arab dan dunia Islam dibuat tak berdaya. Israel full backup dari AS dan AS membiarkan Israel melakukan apapun yang dia mau di timur tengah.

Naifnya, banyak negara muslim yang masih terus menjaga hubungan dengan Israel dan menikmati hubungan diplomatik hingga saat ini, walaupun sama sekali tidak menguntungkan bahkan merugikan mereka sendiri.

Qatar misalnya, memiliki hubungan baik dengan Israel, mengekspor gas ke Israel, melakukan bisnis, dan menjadi tuan rumah bagi pangkalan militer terbesar AS di timur tengah. Begitu juga dengan mesir dll.

Arab Saudi dan juga Negara negara muslim lain juga seperti itu, melakukan bisnis dengan Israel, menjaga kepentingan Israel dan AS, tapi ujung-ujungnya dikhianati dan tetap diserang oleh Israel seperti serangan ke Qatar. Yang lain hanya menunggu giliran.

Banyak negara muslim dan arab melakukan hubungan bisnis dengan AS dan Israel. Termasuk Indonesia. Membeli dan mengimpor produk produk AS dan Israel bernilai ratusan miliar bahkan triliunan. Ini sama dengan kita memberikan lapangan kerja bagi warga Israel dan AS itu sendiri.

Sedangkan masalah substansial tidak pernah diurus, apakah ada keuntungan kerjasama bagi Arab? Itu tidak sebanding dengan kerugian yang mereka terima.

Masih saja banyak negara muslim yang memiliki hubungan diplomatik mesra dengan Israel dan AS. Padahal seharusnya, situasi seperti ini di Gaza dan palestina, menjadi momentum negara negara Islam untuk merevisi hubungan dengan Israel dan AS. Memutus semua hubungan apapun, minimal di masa krisis Gaza saat ini jikapun tidak berani memutuskan hubungan secara permanen.

Dunia global saat ini sudah memasuki era Multipolar, banyak alternatif negara lain yang sudah kuat untuk menjadi alternatif kerjasama selain dengan AS dan Israel. Geopolitik saat ini tidak sama dengan era Bipolar dan Unipolar. Dunia sudah jauh berubah drastis.

Era sekarang saat paling tepat mengevaluasi semua hubungan dengan AS dan Israel. Banyak negara lain melakukan hal itu, tapi dunia Islam masih mempertahankan hubungan dengan kedua negara arogan ini tanpa keuntungan.

Sudah saatnya negara negara Islam berhenti retorika, berhenti menyuruh sidang darurat PBB untuk mengecam Israel, berhenti dengan acara acara seremoni dan basa basi verbal menghadapi AS dan Israel. Sungguh ini terlihat seperti badut.

Era sekarang saat paling tepat merevisi semua bentuk hubungan diplomatik dengan Israel dan AS. Terutama negara negara Islam, untuk bergerak Mencanangkan peta jalan sendiri, mandiri, dan berdaulat. Tidak lagi memiliki visi aliansi dengan AS apalagi Israel.

Bekerjasama dengan Israel dan AS, hanya ujungnya untuk dikhianati, dilecehkan, dirugikan, dan bahkan diinjak injak kedaulatannya. Apakah ada kebodohan lebih besar saat ini sebesar kekonyolan yang dilakukan negara negara arab yang masih terus berkiblat ke AS atau Israel sampai sekarang dengan realitas ini?

Sudah saatnya juga negara negara Islam termasuk Indonesia mengevaluasi total hubungan dengan AS, negara negara yang tidak punya hubungan dengan Israel, seharusnya menghukum Israel dengan cara memutuskan hubungan dengan AS. Pelan tapi pasti. Karena AS adalah otak utama genosida di Gaza.

Atau minimal melakukan tekanan diplomatik terhadap AS dengan memanfaatkan hubungan yang ada. Perlu sekali mensetop hubungan pola win lost, mereka menang kita hanya jadi kacung. Mereka ambil keuntungan diatas kerugian besar kita.

Sudah saatnya hubungan Indonesia dengan AS di evaluasi total, dilakukan pendekatan diplomatik yang lebih tegas dan kuat Soal palestina, jangan jadikan isu Palestina sebagai komoditas politik yang selesai di kertas kertas pidato pimpinan negara semata.

Lebih darurat lagi negara negara arab, seharusnya semua hubungan dengan Israel dan AS diputus saat ini sampai genosida di Gaza berhenti. Bukan malah berencana membuka hubungan baru dengan Israel seperti yang dilakukan rezim Jolani Suriah saat ini, yang lahir sebagai negara Sunni poros baru AS di timur tengah.

Negara negara arab seperti tidak belajar dari semua kejadian, hubungan yang merugikan, terus memberi air susu untuk dibalas air tuba, dan hubungan yang hanya berujung pada pengkhianatan bahkan serangan militer seperti dialami Qatar.

Negara arab dan Islam perlu mengadopsi sikap tegas dan memutuskan hubungan dengan Israel dan AS minimal di masa masa krisis Gaza ini. Tanpa banyak basa basi diplomasi.

Seperti Qatar, Saudi, Kuwait, dll. Sudah saatnya memutus hubungan bisnis ratusan miliar dolar dengan AS dan Israel, dan membongkar pangkalan militer terbesar AS di timur tengah.

Jika arab dan dunia Islam tidak mempan dengan kata kata dan bahasa lisan, suatu saat mereka pasti akan diajarkan langsung oleh sebuah kejadian yang menyakitkan.

(*)

Komentar