Strategi Israel Mengakui Somaliland

Israel secara resmi mengakui Somaliland sebagai negara merdeka dan berdaulat pada 26 Desember 2025.

Langkah ini menjadikan Israel sebagai negara anggota PBB pertama yang memberikan pengakuan resmi kepada wilayah yang memisahkan diri dari Somalia tersebut sejak deklarasi kemerdekaannya 34 tahun lalu.

Keputusan ini telah memicu kecaman keras dari pemerintah Somalia, Uni Afrika, serta negara-negara seperti Mesir, Turki, dan Djibouti, yang menganggap langkah Israel tersebut sebagai serangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Somalia.

Berikut adalah alasan-alasan utama di balik pengakuan Israel tersebut:

  • Semangat Abraham Accords: Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pengakuan ini sejalan dengan spirit Abraham Accords (Perjanjian Abraham) untuk memperluas normalisasi hubungan diplomatik dengan negara-negara di dunia Muslim. Hampir seluruh penduduk Somaliland adalah umat Islam (Sunni), dengan persentase mencapai sekitar 99% hingga 99,9% dari total populasi 6,2 juta jiwa.
  • Kepentingan Strategis di Jalur Laut: Somaliland terletak di lokasi geopolitik yang sangat penting, tepat di seberang pantai Yaman yang merupakan pangkalan kelompok Houthi. Pengakuan ini memungkinkan Israel memiliki sekutu di sepanjang jalur pelayaran Laut Merah yang vital.
  • Israel mengakui negara Somaliland dengan imbalan bahwa Somaliland setuju untuk menjadi basis Israel dalam menyerang Yaman (Houthi).
  • Israel memainkan taktik devide-et-impera dan memecah umat Islam dari dalam.
  • Selain itu, Israel juga mulai menghembuskan narasi untuk mendeportasi warga Palestina ke Somaliland.

Komentar