SI PALING ACEH

DIJULIDIN SEBAGAI “SI PALING ACEH” KATANYA

Catatan Mimi

Gila ya.
Ketika semua bahu membahu, rakyat, TNI, Basarnas, relawan, eh, tiba-tiba ada pejabat anomali si paling iri dan tersaingi yang julid karena rakyat yang patungan hinggal milyaran dengan istilah “si paling Aceh.”

Hadeh.

🌼

Hey, Anda.
Padahal kalau negara bergerak cepat, kalau birokrasi punya refleks kemanusiaan, rakyat nggak perlu patungan sebesar itu.

Tapi karena yang datang duluan adalah lemotnya respons negara dan ribetnya birokrasi, masyarakat terpaksa menggerakkan solidaritasnya sendiri.
Akui saja. Solidaritas publik memang selalu lebih cepat dibandingkan respon negara. Nggak usah denial. Kami semua berkali-kali menyaksikannya.

Ini bukan soal pamer kepedulian. Rakyat juga bukan sedang ingin terlihat paling. Ini semata karena kebutuhan mendesak yang nggak bisa menunggu.

Yang lebih mengherankan, kenapa kamu malah menjadikan rakyat sebagai saingan?
Mereka sedang menolong sesama, bukan ikut lomba politik.
Mereka merelakan waktu, tenaga, dan uang, bukan berebut spotlight.

So, yang sedang berlomba kayaknya justru kamu dan sejenismu ya. Lomba untuk kelihatan paling nggak berguna.

Alih-alih introspeksi kenapa negara sering kalah cepat dari warganya sendiri, kamu justru tersinggung dan yapping nggak jelas ketika publik bergerak. Seakan-akan empati rakyat mengancam eksistensimu sebagai wakil rakyat.

Padahal yang harusnya bikin kamu malu tuh bukan donasi 10 miliar itu, tapi fakta bahwa rakyat nggak lagi menunggu negara karena nggak percaya bisa mengandalkanmu dan teman-teman pejabatmu itu.

Dan ketika solidaritas muncul dalam wujud nyata: logistik, relawan, dan miliaran rupiah, respons-mu bukan apresiasi, bukan langkah percepatan, bukan rencana tindak lanjut, tapi malah JULID.

Iya, julid, seolah rakyat menolong sesama itu kesalahan. Gila, kan?

🌼

Pada akhirnya yang paling jelas ya ini:

Rakyat bergerak karena keadaan memaksa.
Rakyat berdonasi karena negara terlambat hadir.
Rakyat membantu karena mereka saling percaya, bukan percaya pejabatnya.

Jadi kalau mau bilang ada yang ‘si paling’, mari jujur saja:

Rakyat si paling sigap.
Rakyat si paling gotong royong.
Rakyat si paling hadir.

Sementara kamu:
Si paling merasa tersaingi oleh empati.
Si paling yapping tanpa kontribusi.

🌼

(VIDEO SI PALING ACEH)

Komentar