“Setelah dulu bertemu di medan tempur, akhirnya sekarang kita bertemu di meja dialog”, begitu kata Presiden Ahmad Al Sharaa kepada Jend (Purn) David Petraeus, mantan Direktur CIA dan juga mantan Komandan Pasukan AS di Irak dulu.
“Anda memiliki banyak penggemar sekarang, Tuan Presiden. Terus terang saya juga salah satu penggemar anda sekarang. Anda juga sibuk sekali sekarang, mungkin tidak ada waktu untuk tidur nyenyak,” kata Petraeus.
“Yang pasti, misi saya sekarang di Suriah jauh lebih sulit daripada misi anda dulu di Irak. Saat itu anda punya opsi untuk kabur meninggalkan Irak, sementara kami saat ini tidak punya opsi meninggalkan Suriah yang telah hancur…”, begitu kata Presiden Al-Sharaa disambut gelak tawa para hadirin di aula besar dalam Concordia Annual Summit di New York.
David Petraeus, tokoh militer dan intelijen kawakan AS, bukan kaleng-kaleng, salah satu “maha mengetahui” dan black box masa pemerintahan Barrack Obama, dan dia juga yang mengeluarkan bounty 10 juta US dollar bagi siapapun yang bisa membawa kepala Abu Muhammad Al-Jaulani! Namun, hari-hari berkata lain, kini mereka duduk berdua di meja dialog sambil mengingat masa lalu, dan Petraeus secara terus terang mengatakan bahwa dia adalah salah satu fans Presiden Ahmad Al-Sharaa, dan menyapanya dengan sebutan “Sayyid Rais”.
Ya Subhanak ya Muqallibal Qulub wal Ahwal….
Di Suriah sendiri, sebelum 8 Desember 2024, hampir seluruh rakyat Suriah di wilayah pemerintah Assad membenci Abu Muhammad Al Jaulani yang nama KTP-nya adalah Ahmad Hussein Al-Sharaa. Hanya dengan modal berita di media dan tanpa pernah bertemu dengan Al-Jaulani. Bahkan banyak diantara mereka senang ketika Idlib diserang dan dibombardir oleh pesawat tempur Rusia.
Setelah 8 Desember 2024, mungkin bisa dibilang secara ijma’ rakyat Suriah jatuh cinta sama Ahmad Al-Sharaa. Ya sekali lagi mungkin yang mereka benci adalah Abu Muhammad Al-Jaulani, tapi mereka cinta pada Ahmad Al-Sharaa.
Kata kawan seorang tukang bakso, “itu dia kenapa dalam KTT Doha kemarin, Presiden Suriah cuma padato 47 detik, karena dia Ahmad Al-Sharaa, anak Mazzeh yang kalem dan penyabar, kalau sampai Abu Muhammad Al-Jaulani yang ngomong, beda lagi ceritanya!” 😆
-Saief Alemdar-







Komentar