Israel pada Selasa (9/9/2025) melancarkan serangan ke Qatar dengan target sejumlah tokoh Hamas, termasuk kepala negosiator Khalil Al-Hayya. Aksi militer ini dinilai berisiko merusak proses perdamaian Gaza yang sedang dijajaki dan memperburuk ketegangan kawasan.
Seorang pejabat senior Israel mengungkapkan kepada CNN bahwa operasi tersebut memang diarahkan pada pimpinan Hamas. Namun, hingga kini hasil akhir dari serangan itu masih belum dapat dipastikan. “Kami masih menunggu perkembangan lebih lanjut,” ujarnya.
Kementerian Luar Negeri Qatar menuding Israel melakukan serangan pengecut ke sebuah hunian di Doha yang ditempati anggota biro politik Hamas. Juru Bicara Kemlu, Majed Al Ansari, menegaskan bahwa Qatar mengecam keras aksi tersebut dan menilai Israel telah bertindak ceroboh serta tidak bertanggung jawab.
Qatar selama ini menjadi mediator utama dalam negosiasi gencatan senjata Gaza dengan menjembatani komunikasi antara AS, Israel, dan Hamas. Bahkan pejabat tinggi Israel, termasuk pimpinan Mossad, pernah beberapa kali melakukan kunjungan ke Doha. Namun, keberlanjutan jalur diplomasi itu kini dipertanyakan.
Serangan Israel ini memicu keresahan keluarga sandera. Einav Zangauker, ibu seorang warga Israel yang ditahan di Gaza, menyebut aksi militer tersebut sama saja menjatuhkan hukuman mati bagi putranya. Ia menuding Perdana Menteri Israel merusak setiap peluang tercapainya kesepakatan pembebasan.
Kecaman juga datang dari Sekjen PBB Antonio Guterres. Melalui juru bicara resminya, ia menekankan pentingnya peran Qatar dalam upaya menghentikan konflik dan membebaskan sandera.
Media Israel menyebut operasi ini diberi sandi Puncak Api dan sudah disiapkan sejak dua hingga tiga bulan lalu, tetapi dipercepat dalam beberapa pekan terakhir. Kantor Perdana Menteri Israel menegaskan bahwa tindakan tersebut sepenuhnya merupakan inisiatif Israel, tanpa keterlibatan negara lain.
Qatar sendiri adalah sekutu dekat AS di Timur Tengah serta menjadi lokasi Pangkalan Udara Al Udeid, basis militer terbesar Amerika di kawasan. Sejak 2022, Qatar juga berstatus sebagai Sekutu Utama Non-NATO bagi Washington.







Komentar