Saat background pendidikan Wapres dipertanyakan

Saat background pendidikan Wapres dipertanyakan

Kenapa rakyat tidak pernah mempertanyakan background pendidikan Soekarno, Hatta, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati, SBY, Prabowo?

Gue explain satu per satu.

🔴Soekarno seorang orator ulung. Jika ia berpidato, rakyat seakan terhipnotis, membangkitkan perlawanan terhadap kaum imperialis. Langkah kakinya tegap, gaya bicaranya lugas, mahir menggunakan beberapa bahasa asing membuatnya mudah bergaul dengan banyak pemimpin didunia. Ide dan gagasannya dibukukan lalu dibaca oleh orang sekelas Fidel Castro, Che Guevara, Mao Tze Dong hingga JFK. Saat berkunjung ke Eropa, ribuan orang asing berdiri dipinggir jalan hanya untuk melihat penampakan sang pemimpin besar revolusi. Orang kek begini gak perlu lagi ditanya lulusan kampus mana, karena kadar intelektualitasnya sudah tercermin dalam kesehariannya.

🟠Mohamad Hatta. Wakil presiden RI pertama ini memang tak banyak bicara. Tapi intelektualitasnya tercermin dari buku-bukunya. Gagasan tentang negara federasi, ide tentang koperasi lahir dari buah pemikiran Hatta. Tak ada yang ragu kalo dia memang lulusan kampus bergengsi di Belanda.

🔵Soeharto. Penguasa orde baru ini tak perlu membuktikan apa-apa kalo dia besar dalam lingkungan militer. Ia ikut bergerilya mengawal jendral Sudirman tatkala melawan agresi militer Belanda demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Soeharto tak memerlukan validasi. Rakyat sudah paham kalo the smiling general memang bukan orang sembarangan.

🟣Habibie. Lawan politiknya pun mengakui kalo Habibie seorang teknokrat, mahir merancang pesawat. Jalannya cepat, bicaranya lancar tanpa jeda. Sorot matanya sudah menunjukkan kalo intelektualitasnya diatas rata-rata orang Indonesia. Tak ada yang meragukan kalo Habibie lulusan kampus teknik ternama di Jerman. Lulus dengan predikat summa cum laude alias IPK nya 4.

🟢Gus Dur. Terlepas dari kekurangan dan segala kontroversinya, Gus Dur adalah seorang pemikir. Tulisan-tulisannya renyah, mengandung satire sosial dan politik sekaligus mengundang gelak tawa. Sosok kyai yang sangat dihormati oleh kaum nahdiyin karena memiliki pandangan visioner. Budayawan sekelas Emha Ainun Najib pun mengakui kapasitas Gus Dur. Tak ada yang ragu kalo dia pernah menempuh pendidikan di Mesir dan Irak. Mahir pula berbahasa inggris maupun arab.

🔴Megawati. Intelektualitasnya memang biasa-biasa saja. Tapi anak kandung Soekarno ini memang sudah getol mengkritik rezim Orba saat banyak orang masih tertidur pulas. Pengaruhnya sangat kuat dimata kaum nasionalis. Megawati memang cuma lulusan SMA. Tapi ia pernah berkuliah di Unpad dan UI. Drop out bukan karena bodoh, tapi pergolakan politik diawal tahun 1970-an membuatnya harus angkat kaki dari kampus.

🔵SBY dan Prabowo. Terlepas dari hobi SBY yang suka bernyanyi dan mencipta lagu, terlepas dari joget gemoynya Prabowo, orang yang pernah digembleng dengan pendidikan militer seakan memiliki ciri khas yang akan terus melekat hingga mereka wafat. Keduanya tak memerlukan validasi, tak perlu menunjukkan ijazah kelulusan karena dari karir militernya saja sudah kelihatan bahwa keduanya lulusan terbaik Akmil Magelang.

Bagaimana dengan Gibran Rakabuming?

Maaf, kapasitasnya sangat jauh dari orang-orang yang uda gue sebutkan tadi. Katanya lulusan Aussie, tapi menjawab pertanyaan sederhana saja dia tampak kebingungan. Sorot mata dan gaya bicaranya sama sekali tak menunjukkan intelektualitas. Berangkat dari semua hal yang terlihat secara kasat mata, wajar jika ada orang yang meragukan background pendidikannya.

“Apa emang iya selama di Aussie dia kuliah? Jangan-jangan cuma kursus mobil”

“Selama tinggal di Singapura, si Gibran beneran sekolah atau cuma jalan-jalan doang? Gue banyak kenal lulusan Singapur gak gitu deh. Apalagi lulusan NTU, gak bakal plonga-plongo”

Manusia dinilai dari gestur, gaya bicara dan cara dia menulis. Si Fulan ngakunya sarjana, tapi status-statusnya dimedia sosial cuma berisi ghibah dan sumpah serapah terhadap penguasa, penuh dengan bahasa kebun binatang. Maka tak salah jika orang lain menilai si Fulan cuma sekelas dengan preman Tanah Abang. Secara postingannya emang cuma berisi caci maki doang.

Begitulah. Anak sulung Jokowi itu diragukan kapabilitasnya karena penampakannya kosong melompong. Yah, namanya juga wapres hasil ngutak-ngutik peraturan. Ia tak punya kemampuan public speaking, tak punya skill untuk menulis ide dan gagasan.

Dulu bangsa ini bangga punya wapres sekelas Mohamad Hatta. Kini, kebanggaan itu sirna. Pilpres dengan biaya trilyunan cuma dapat wapres seperti Gibran. Menyedihkan.

(Ruby Kay)

Komentar