Rocky: Gibran Itu Adalah Kutu Loncat

Dalam sebuah wawancara Kompas TV yang dipandu Rosianna Silalahi, hadir Rocky Gerung sebagai narasumber. Percakapan itu membahas banyak hal, mulai dari politik, kebiasaan membaca, hingga karakter para tokoh nasional. Pada satu momen, Rocky menyinggung soal kesamaan dirinya dengan Prabowo Subianto. Ia mengatakan bahwa baik dirinya maupun Prabowo memiliki kegemaran yang sama: membaca buku—buku yang menurut Rocky berbobot, menyangkut pemikiran politik dunia, filsafat, hingga kajian strategis yang mengisi kerangka berpikir mereka.

Ketika Rosianna menantang Rocky dengan pertanyaan yang cukup tajam, “Apakah dengan koleksi buku sebanyak itu Anda merasa lebih pintar dari orang lain? Karena Anda sering menyebut orang lain dungu,” Rocky menjawab dengan gaya khasnya—langsung, lugas, kadang terasa menusuk. Ia mengatakan bahwa menguji kepintaran memang harus melalui perdebatan. Menurutnya, tanpa perdebatan, seseorang tak akan tahu sejauh mana kapasitas pikirannya. Rocky kemudian menambahkan kalimat yang membuat penonton tersenyum: “Kita boleh hedon, tapi hedon dalam pikiran.” Ia menegaskan bahwa kenikmatan intelektual jauh lebih penting daripada sekadar kemewahan materi.

Pada kesempatan lain, Rocky bercerita tentang momen ketika Prabowo pernah berkunjung ke rumahnya. Saat itu, Prabowo langsung tertarik pada rak buku yang ada di ruang tamu. Ia menunjuk salah satu judul dan mengatakan bahwa ia memiliki buku yang sama di rumahnya. Dari situ, Rocky menyimpulkan bahwa Prabowo adalah seorang kutu buku orang yang menikmati membaca dan mengolah pengetahuan.

Kontras mencolok ia temui ketika Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi sekaligus calon wakil presiden kala itu, berkunjung ke rumahnya. Menurut Rocky, Gibran tidak memberi komentar apa pun ketika melalui deretan koleksi bukunya. Tidak ada rasa ingin tahu, tidak ada percakapan ringan soal pengetahuan, bahkan tidak ada ketertarikan kecil sekalipun. Dari pengalaman itu, Rocky dengan satir menyebut Gibran bukan “kutu buku,” melainkan “kutu loncat.” Sebuah istilah yang menggambarkan seseorang yang lebih sering berpindah-pindah peran, jabatan, atau situasi tanpa landasan pemikiran yang matang.

Bagi Rocky, buku adalah jendela karakter. Dan dari jendela itulah ia merasa bisa melihat perbedaan mendasar antara Prabowo yang ia sebut matang secara intelektual, dan Gibran yang menurutnya lebih mengandalkan momentum ketimbang pemahaman.

Komentar