Rencana Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi untuk bergabung ke Partai Gerindra mendapat tentangan dari para kader di daerah.
Hasil penelusuran ada beberapa Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra yang meminta DPP Gerindra tidak menerima mantan Menteri Koprasi dan Komunikasi dan Informatika (Kominfo) itu menjadi anggota partai.
Penolakan dari SUMUT
DPC Gerindra Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), menolak Budi karena berbagai pertimbangan.
Ketua DPC Gerindra Pematangsiantar, Gusmiyadi menilai rencana Budi Arie gabung ke Gerinra sebagai langkah pragmatis untuk melindungi dari potensi jeratan hukum, terkais kasus di Kominfo.
Diketahui nama Budi Arie masuk dalam surat dakwaan keempat terdakwa. Surat dakwaan yang dibacakan JPU dalam persidangan perkara pengamanan situs judol di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (14/5/2025) disebutkan ada jatah 50 persen untuk Budi Arie Setiadi saat menjabat sebagai Menkominfo.
Selain itu, Gusmiyadi menilai Budi Arie juga dinilai bergabung karena ingin mendapat posisi penting dari Prabowo.
“Langkah pragmatis tersebut dibaca sebagai sebuah cara untuk berlindung dari kasus hukum yang berpotensi melilit dirinya dan disisi lain Budi Arie juga tentu berharap masih bisa mendapat posisi penting dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo,” ujar Gusmiyadi, Jumat (7/11/2025).
Di sisi lain, Anggota DPRD Sumut ini jika Budi Arie bergabung, kepercayaan publik ke Prabowo dapat menurun karena Ketua Umum Gerindra itu dinilai sedang fokus dalam pemberantasan korupsi.
Belum lagi klaim Budi Arie soal logo Projo yang bakal mengganti logo hingga menyanggah jika Projo merupakan singkatan dari Pro Jokowi merupakan langkah tidak etis.
“Baru-baru ini klaim Budi Arie soal arti nama Projo dan kaitannya dengan logo wajah Jokowi juga dinilai sebagai langkah tidak beradab dalam memainkan catur politik. Sanggahan Budie Arie selama ini Projo bukan singkatan Pro Jokowi tapi berati rakyat dan negeri merupakan langkah zig zag yang tidak pantas.”
“Simpelnya publik menilai Budi Arie ingin cari aman mencari suaka politik dan menjaga peluang mendapatkan kekuasaan dimasa kepemimpinan Prabowo sebaga Presiden,” tutupnya.
Penolakan dari DPC Makassar
Selain DPC Gerindra Pematangsiantar, DPC Gerindra Kota Makassar dengan tegas menyatakan penolakan terhadap rencana bergabungnya figur relawan Jokowi itu.
Penolakan ini dipicu kekhawatiran serius akan terganggunya konsistensi arah perjuangan dan keharmonisan internal partai di Ibu Kota Sulawesi Selatan itu.
Ketua DPC Gerindra Kota Makassar, Eric Horas menegaskan, Partai Gerindra terbuka untuk siapa saja yang memenuhi syarat umum serta memahami arah perjuangan partai.
Menurutnya, menjadi bagian dari Gerindra membutuhkan komitmen yang jauh melampaui latar belakang dukungan terhadap figur tertentu di masa lalu.
“Kami ingin memastikan bahwa siapa pun yang masuk ke Gerindra bukan hanya karena momentum politik, tetapi karena memiliki komitmen jangka panjang terhadap cita-cita perjuangan partai,” ujarnya
Penolakan dari DPC Semarang
Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso menjelaskan rencana Budi Arie bergabung ke Gerindra menjadi pembahasan internal.
Menurutnya, kader di tingkat bawah tidak ingin Gerindra dijadikan “tameng politik” oleh eks relawan tim pemenangan Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 itu.
“Kita menyoroti berkait dengan isu mau masuknya Budi Arie ke Partai Gerindra. Jangan sampai Gerindra menjadi pelindung politik,” ujar Joko, dikutip dari Kompas.com, Jumat (7/11/2025).
Penolakan dari Sejumlah DPC Jawa Timur
Sejumlah DPC Gerindra di Jawa Timur menolak Budi Arie gabung partai. Salah satu alasannya adalah soal loyalitas Budi Arie.
Ketua DPC Gerindra Gresik, dr Asluchul Alif menolak rencana Budi Arie gabung partai. Sebab, Gerindra tempatnya kader yang berjuang untuk rakyat bukan demi jabatan.
“Saya tidak setuju Budi Arie bergabung ke Gerindra. Sebab Gerindra tempat kader pejuang rakyat bukan tempat pencari jabatan,” kata Alif kepada detikJatim, Jumat (7/11/2025).
Pria yang juga Wakil Bupati Gresik ini menganggap Budi Arie mau pindah ke Gerindra hanya untuk mencari jabatan setelah dicopot dari kursi Menteri Koperasi.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Kota Batu, Heli Suyanto menyebut jika Gerindra hanya menjadi suaka Budi Arie mencari jabatan, maka partai menolak.
“Kalau cuma buat suaka kami menolak. Masih banyak kader Gerindra yang sangat loyal kepada Pak Prabowo. Di sini tempat loyalitas, bukan pencari suaka,” kata Heli yang juga Wali Kota Batu ini.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Tulungagung, Ahmad Baharudin menyebut Budi Arie hanya ingin mencari perlindungan ke Gerindra.
“Setelah saya diskusi sama teman petinggi Gerindra Tulungagung, kami menolak Budi Arie gabung di Gerindra. Karena dia ingin berlindung di Gerindra sebagai partainya presiden,” jelasnya.
Wakil Bupati Tulungagung ini menegaskan Budi Arie hanya akan membuat gaduh di Gerindra. “Membuat gaduh di Gerindra, membuat jelek partai Gerindra,” tegasnya.
***
Sebelumnya diketahui, Ketua Umum Projo, Budi Arie, menyebut proses dirinya bergabung dengan Partai Gerindra masih berlangsung. Budi Arie juga mengaku sudah berkomunikasi dan menyerahkan mekanismenya kepada Partai Gerindra.
“Komunikasi dengan Gerindra (terkait gabung) sudah dilakukan,” ucap Budi Arie kepada wartawan, Jumat (7/11/2025), dilansir detikNews.







Komentar