PSI Bisa Jadi Musuh Bersama
Oleh: Erizal
Kalau memenangkan kontestasi politik di negeri ini sangat mudah, maka Ahmad Ali kiranya tak akan menjadi Ketua Harian PSI saat ini.
Mungkin Ahmad Ali sudah duduk sebagai Gubernur Sulawesi Tengah. Atau Ahmad Ali masih berada di Senayan, duduk sebagai anggota DPR dari NasDem.
Atau lagi, Ahmad Ali sudah menjadi Mensesneg, atau Menteri ESDM, atau Menteri di lahan basah, karena yang menang Pilpres adalah Anies, bukan Prabowo.
Tapi karena memenangkan kontestasi politik di negeri ini sangat tidak mudah, makanya Ahmad Ali saat ini hanya bisa menjadi Ketua Harian PSI, bukan yang lain.
Pernyataan Ahmad Ali akan menghabisi partai-partai yang akan menghalangi PSI untuk menang, lebih banyak busanya daripada airnya. Airnya sedikit sekali.
Kiranya, tak ada partai lainnya yang menghalangi PSI untuk menang. Justru PSI itu sendiri yang belum bisa menang, meski juga sudah menjual nama Jokowi dulu.
Kemenangan ada syaratnya dan ketidakmenangan juga ada sebabnya. Dan sebabnya itu, bukanlah partai lain menghalangi. Sebab, PSI sudah menyusu ke penguasa sejak dulu.
Pernyataan seperti Ahmad Ali ini justru tak menjadikan PSI bisa menang, malah sebaliknya. PSI berpotensi menjadi musuh bersama dari partai-partai lain itu.
PSI bisa jadi akan habis duluan ketimbang partai-partai lain yang hendak dihabisi itu. Sebab, partai-partai itu pastilah sudah lama eksis dan belum tergantikan.
(*)







Komentar