Proyek Mahal dan Rugi

Pembangunan kereta cepat atau Whoosh dimulai pada tahun 2016 dan resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023. Proyek kereta tercepat di belahan bumi selatan ini digarap konsorsium perusahaan Indonesia dan Cina.

Dibalik sambutan publik dalam dan luar negeri, kehadiran moda transportasi ini tidak lepas dari kontroversi bahkan sejak awal dibangun (panjang ceritanya.. admin anggap kita sama-sama tahu).

Baru-baru ini terkonfirmasi secara resmi, bukan lagi prediksi atau analisis dari ahli, bahwa Whoosh memang menanggung rugi. Dirut PT KAI menyebutnya sebagai “bom waktu”. KAI pun minta negara ikut menanggung biaya agar tidak meledak sewaktu-waktu.

Untuk diketahui, KAI mengalami kerugian sebesar Rp1,9 triliun secara tahunan dari kepemilikan 58,53% dalam konsorsium pengelola WHOOSH, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia. Selama 2024, total kerugian KAI dari PSBI mencapai Rp2,69 triliun.

Sekitar pekan lalu Danantara dikabarkan akan menyelesaikan beban finansial melalui restrukturisasi utang. Sebenarnya pemerintah telah mengambil kebijakan menahan dividen KAI sejak tahun 2021, tetapi sekarang itu tidak cukup.

Terlepas dari itu pemerintah tetap melakukan langkah-langkah persiapan melanjutkan Whoosh ke Surabaya. Fakta ini hanya menunjukan bahwa proyek kereta cepat tetap dalam rencana pembangunan perkeretaapian nasional meski tidak ada rencana pasti kapan pembangunan dimulai.

Selain itu, fakta bahwa tidak banyak negara yang memiliki sistem kereta cepat menunjukan betapa kompleksnya tantangan mewujudkannya, khususnya soal biaya. Bahkan di Jepang pun tidak semua jalur kereta cepat untung (Dubes Jepang sendiri yang bilang). Oleh karena itu pemerintah Jepang ikut membantu pendanaan bersama-sama perusahaan operator kereta api mereka.

Jadi memang butuh komitmen finansial dan kebijakan dari pemerintah sendiri dalam memastikan keberlanjutan proyek kereta cepat yang mahal dan bikin rugi ini.

Jika tidak, sebaiknya jangan dilanjut ke Surabaya.

Whoosh

Indonesia2045

Komentar