Perang Yarmuk melibatkan pasukan Muslim sekitar 36.000 hingga 40.000 orang, sedangkan pasukan Romawi Timur (Bizantium) diperkirakan berjumlah antara 60.000 hingga 240.000 orang. Meskipun kalah jumlah, pasukan Muslim berhasil meraih kemenangan dalam pertempuran ini.
Perang Yarmuk adalah pertempuran penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 636 M di dekat Sungai Yarmuk, yang sekarang berada di perbatasan Suriah dan Yordania. Pertempuran ini mempertemukan pasukan Muslim Khulafaur Rasyidin di bawah pimpinan Khalid bin Walid melawan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium). Pertempuran ini menjadi kemenangan besar bagi umat Islam dan membuka jalan bagi perluasan wilayah Islam ke wilayah Syam (Suriah, Palestina, dan sekitarnya).
Sejarawan militer Amerika George F. Nafziger, dalam bukunya Islam at War, menggambarkan pertempuran tersebut:
“Meskipun Yarmuk kurang dikenal saat ini, pertempuran ini merupakan salah satu pertempuran paling menentukan dalam sejarah manusia…… Seandainya pasukan Heraklius menang, dunia modern akan berubah drastis hingga tak dapat dikenali lagi.”
Pertempuran Yarmuk adalah kekalahan paling telak yang pernah diderita Kekaisaran Romawi Timur, yang mengakhiri kekuasaan Romawi di Syam.
Setelah kekalahan di Yarmuk, tak lama kemudian, Kaisar Heraklius berangkat dari Antiokhia dan melakukan perjalanan darat ke Konstantinopel (ibu kota Kekaisaran Romawi Timur). Antiokhia adalah kota kuno yang terletak di tepi sungai Orontes, dekat kota modern Antakya, Turki. Pada masa Romawi, Antiokhia adalah kota terbesar keempat di kekaisaran setelah Roma, Efesus, dan Aleksandria.
Setibanya di perbatasan antara Syam dan wilayah yang dikenal oleh umat Muslim sebagai ‘Romawi’, ia menoleh ke arah Syam dan, dengan hati yang berduka, meratap:
“Salam untukmu, wahai Syam! Dan selamat tinggal dari orang yang pergi. Bangsa Romawi tak akan pernah kembali kepadamu kecuali dalam ketakutan. Oh, betapa indahnya tanah yang kutinggalkan untuk musuh!”
Heraklius naik takhta Bizantium pada tahun 610, tetapi upayanya untuk membatasi keberhasilan Arab di Syam telah gagal selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengorganisir serangan besar-besaran dan dahsyat. Ia akan mengerahkan pasukan yang belum pernah terlihat di Syam, dan dengan pasukan ini, ia akan membawa orang-orang Arab ke medan perang sedemikian rupa sehingga hanya sedikit, jika ada, yang akan lolos dari cengkeramannya.
Pada masa perang Syam ini, pasukan kaum Muslim terpecah menjadi empat kelompok. Dalam situasi yang tersebar ini, mereka sangat rentan sehingga setiap korps mereka dapat diserang secara bergantian tanpa sedikit pun peluang untuk memenangkan pertempuran. Dan situasi ini sepenuhnya dimanfaatkan oleh Heraklius dalam rencana yang ia laksanakan.
Di sisi lain, orang-orang Arab telah membangun sistem intelijen yang sangat baik di negeri itu, dan tidak ada pergerakan besar atau konsentrasi pasukan musuh yang tersembunyi dari mereka. Bahkan, mereka memiliki agen-agen di dalam pasukan Romawi. Akibatnya, rencana Heraklius kembali gagal.
Akhirnya, pasukan Bizantium tiba di Dataran Yarmuk pada bulan Juli 636. Di sisi lain, Panglima Abu Ubaidah (pengganti Khalid) menyesuaikan kamp-kamp Muslim agar sesuai dengan garis depan pertempuran yang membentang dari Yarmuk hingga Jalan Jabiya. Inilah yang disarankan Khalid dalam dewan militer tersebut. Kini, kedua pasukan menetap di kamp masing-masing dan mulai bersiap untuk pertempuran.
Selama hampir sebulan, tidak ada pertempuran besar di Dataran Yarmuk. Pada saat inilah Abu Ubaidah memberikan komando pertempuran kepada Khalid bin Walid dan memerintahkan para jenderal lainnya, “Abu Ubaidah memerintahkan kalian untuk mendengarkan apa pun yang dikatakan Khalid dan mematuhi perintahnya.”
Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Agustus 636, dan berlangsung selama 6 hari.
Sebagai contoh operasi militer, Pertempuran Yarmuk menggabungkan berbagai bentuk taktik.
Rencana Khalid untuk tetap bertahan hingga ia berhasil mengalahkan pasukan Romawi telah berhasil dengan sangat baik.
20 Agustus 636 pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi Timur di Yarmuk.
Pertempuran ini menjadi kemenangan besar bagi umat Islam dan membuka jalan bagi perluasan wilayah Islam ke wilayah Syam (Suriah, Palestina, dan sekitarnya).
Sumber: Al-Baladhuri (Vol 1), Al-Tabari, George Nafziger, PK Hitti, AI Akram, K Armstrong






Komentar